LG Batalkan Investasi Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia: Perubahan Pasar Jadi Alasan Utama
Kabar mengejutkan datang dari raksasa teknologi Korea Selatan, LG, yang memutuskan untuk mengundurkan diri dari proyek ambisius pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Keputusan ini membatalkan rencana investasi senilai 11 triliun won, yang sebelumnya digadang-gadang akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global kendaraan listrik.
Konsorsium yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, serta mitra lainnya, sebelumnya telah menjalin kerjasama dengan pemerintah Indonesia dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membangun ekosistem baterai EV yang terintegrasi, mulai dari pengolahan bahan mentah hingga produksi sel baterai. Proyek ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan baterai untuk kendaraan listrik di dalam negeri dan ekspor.
Menurut laporan dari Yonhap News Agency, keputusan LG untuk menarik diri dari proyek ini didasari oleh pertimbangan kondisi pasar dan perubahan lanskap industri kendaraan listrik secara global. Penurunan permintaan kendaraan listrik di pasar global menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi keputusan tersebut.
"Dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami memutuskan untuk keluar dari proyek ini," ungkap seorang pejabat LG Energy Solution.
Kendati demikian, LG menegaskan komitmennya untuk tetap berinvestasi dan mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Perusahaan akan terus melanjutkan operasional pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), sebuah perusahaan patungan dengan Hyundai Motor Group.
PT HLI Green Power merupakan wujud nyata kerjasama antara Hyundai Motor Company, LG Energy Solution, dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC). Investasi ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Investasi/BKPM dan konsorsium Hyundai, LG, dan IBC pada 28 Juli 2021.
Pabrik sel baterai HLI Green Power yang berlokasi di Indonesia telah diresmikan dan menempati lahan seluas 330.000 meter persegi. Investasi fase pertama untuk pabrik ini mencapai USD 1,2 miliar. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi sel baterai lithium-ion sebesar 10 GWh per tahun, yang mampu memenuhi kebutuhan lebih dari 150.000 unit kendaraan listrik berbasis baterai (BEV).
Keputusan LG untuk menghentikan investasi pada ekosistem baterai EV ini tentu menjadi perhatian bagi pemerintah Indonesia dan pelaku industri. Meskipun demikian, kelanjutan operasional pabrik HLI Green Power memberikan sinyal positif bahwa LG tetap berkomitmen untuk berkontribusi pada pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.
Berikut adalah poin-poin penting terkait berita ini:
- LG mengundurkan diri dari proyek konsorsium ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.
- Alasan utama penarikan diri adalah perubahan kondisi pasar dan penurunan permintaan kendaraan listrik global.
- LG tetap berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia melalui pabrik baterai HLI Green Power.
- Pabrik HLI Green Power memiliki kapasitas produksi 10 GWh per tahun dan dapat memenuhi kebutuhan lebih dari 150.000 unit BEV.
Penarikan diri LG dari proyek ekosistem baterai EV ini menjadi pengingat akan dinamika industri kendaraan listrik yang terus berubah. Pemerintah Indonesia perlu terus beradaptasi dan menciptakan iklim investasi yang menarik untuk menarik investor dan mengembangkan industri kendaraan listrik yang berkelanjutan.