Iran Berduka Atas Meninggalnya Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus

Kabar duka menyelimuti dunia, Pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus, dikabarkan telah meninggal dunia pada usia 88 tahun. Berita ini sontak menyebar luas dan mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah Iran.

Pemerintah Republik Islam Iran, melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Esmail Baqaei, menyampaikan ungkapan belasungkawa yang mendalam atas kepergian tokoh penting tersebut. Dalam sebuah konferensi pers yang diselenggarakan pada hari Senin, 21 April 2025, Baqaei menyatakan, "Rekan-rekan saya baru saja mengabarkan berita duka ini… Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada seluruh umat Kristiani di seluruh dunia." Pernyataan ini menunjukkan rasa hormat dan simpati Iran terhadap komunitas Katolik global.

Iran, sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, memiliki hubungan yang cukup erat dengan Vatikan. Hubungan diplomatik dan dialog antaragama telah terjalin selama bertahun-tahun, mencerminkan upaya untuk membangun jembatan pemahaman dan kerjasama antara kedua belah pihak. Ungkapan belasungkawa ini menjadi bukti lebih lanjut dari hubungan baik yang terjalin antara Iran dan Vatikan.

Meninggalnya Paus Fransiskus tentu menjadi kehilangan besar bagi umat Katolik di seluruh dunia. Pemimpin spiritual yang dikenal karena pandangan progresif dan upayanya dalam mempromosikan perdamaian dan keadilan sosial ini akan dikenang atas kontribusinya yang signifikan bagi dunia. Belasungkawa dari Iran semakin memperkuat kesan bahwa Paus Fransiskus adalah sosok yang dihormati lintas agama dan bangsa.