Ekspor Banyuwangi Lampaui Target, Sumbang Devisa 196 Juta Dolar AS di Tahun 2024
Kabupaten Banyuwangi, yang dikenal luas dengan panorama alamnya yang memesona, kini semakin menancapkan kukunya sebagai salah satu pusat ekspor penting di Jawa Timur. Data terbaru dari Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskopumdag) Kabupaten Banyuwangi menunjukkan bahwa total nilai ekspor produk dari wilayah ini mencapai angka fantastis, yaitu 196 juta dolar AS sepanjang tahun 2024.
Angka ini bukan hanya sekadar deretan nominal, melainkan cerminan dari kerja keras dan inovasi para pelaku usaha di Banyuwangi. Dibandingkan dengan tahun 2023, di mana nilai ekspor tercatat sebesar 177,8 juta dolar AS, terjadi peningkatan signifikan sebesar 18,2 juta dolar AS. Kepala Diskopumdag Banyuwangi, Nanin Oktaviantie, menyatakan rasa syukurnya atas capaian ini, "Alhamdulillah, total ekspor Banyuwangi setiap tahun ada kenaikan," ujarnya.
Keberhasilan ekspor Banyuwangi tidak terlepas dari diversifikasi produk dan jangkauan pasar yang luas. Produk-produk unggulan dari Banyuwangi kini telah menembus 80 negara di berbagai benua, mulai dari Asia, Afrika, Eropa, Amerika, hingga Australia. Keragaman produk yang diekspor juga menjadi kunci, dengan 27 komoditas andalan seperti:
- Ikan hias
- Batu apung
- Koral
- Ikan kaleng
- Olahan kayu jati
- Kopi
- Pupuk cair
Salah satu pencapaian membanggakan di tahun 2024 adalah keberhasilan ekspor ikan kaleng ke Kanada senilai 450.000 dolar AS pada akhir tahun. Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk Banyuwangi mampu bersaing di pasar internasional yang ketat.
Namun, di balik gemilangnya angka ekspor, terdapat tantangan yang perlu diwaspadai. Rencana kenaikan tarif impor di Amerika Serikat menjadi perhatian utama bagi para eksportir Banyuwangi. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, melalui Diskopumdag, telah mengambil langkah proaktif dengan berkomunikasi intensif dengan para eksportir dan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jawa Timur untuk mencari solusi terbaik.
Nanin Oktaviantie menjelaskan bahwa berdasarkan informasi terbaru dari pemerintah pusat, tarif masuk produk unggulan Indonesia ke Amerika Serikat berpotensi melonjak hingga 47 persen. Kondisi ini tentu menjadi kekhawatiran bagi para eksportir Banyuwangi yang telah memiliki kontrak kerja sama dengan berbagai negara bagian di Amerika Serikat.
Saat ini, pengiriman ekspor ke Amerika Serikat masih berlangsung dengan mengacu pada kontrak lama. Salah satu eksportir udang beku masih melakukan pengiriman sekitar 20 ton udang dengan skema kontrak lama. "(Saat ini) proses kirim dan tidak ada masalah," ungkapnya.
Eksportir ikan hias dan terumbu karang yang selama ini aktif memasok ke pasar Amerika juga belum memiliki kontrak baru untuk tahun 2025. Diskopumdag Banyuwangi terus berkoordinasi dengan Disperindag Jatim untuk memantau perkembangan isu kenaikan tarif ini. Hingga saat ini, belum ada informasi resmi mengenai kenaikan tarif dan masih berlaku tarif yang lama.