Peragaan Busana Kebaya Semarakkan Kayutangan Heritage Malang, Usung Kampanye Berbusana Tradisional

Ratusan perempuan memeriahkan kawasan Kayutangan Heritage, Kota Malang, Jawa Timur, dengan peragaan busana kebaya yang menawan pada Minggu (20/4/2025). Acara ini bukan hanya sekadar perayaan Hari Kartini, tetapi juga menjadi wadah untuk mengampanyekan penggunaan busana tradisional yang anggun dan sopan.

Acara bertajuk "Kartinian Nang Kayutangan" ini digagas oleh Asosiasi Perajin Batik Kota Malang dan diramaikan oleh 20 komunitas yang peduli terhadap pelestarian kain, kebaya, sanggul, dan elemen budaya lainnya. Ketua panitia, Isa Wahyudi, mengungkapkan bahwa kegiatan ini terinspirasi dari keprihatinan terhadap kurangnya perhatian terhadap penggunaan busana adat yang tepat.

"Beberapa waktu lalu, kami melihat penggunaan kebaya dan jarik yang kurang sesuai dalam sebuah pawai besar. Hal ini tentu menjadi kontraproduktif," ujar Isa Wahyudi. Ia menambahkan bahwa kebaya yang dikenakan di atas lutut dianggap kurang pantas, sehingga pihaknya ingin mengembalikan fungsi kebaya sebagaimana mestinya.

Selain mengampanyekan busana tradisional yang sopan, acara ini juga bertujuan untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO. Kota Malang sendiri memiliki sekitar 80 pembatik yang terus berkarya menciptakan motif-motif batik kontemporer.

"Meskipun belum ada kesepakatan mengenai motif pakem, para pembatik di Kota Malang telah menghasilkan berbagai macam motif kontemporer, seperti gambar tugu, balai kota, teratai, dan lain-lain," jelasnya.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyambut baik kegiatan ini dan berharap dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Kayutangan Heritage. Ia menilai bahwa busana adat Jawa yang dikenakan sangat serasi dengan suasana tempo dulu yang kental di kawasan tersebut.

"Insyaallah, tahun depan akan kami buat lagi dengan kemasan yang lebih baik. Antusiasme peserta sangat tinggi, sehingga perlu diatur lebih baik lagi agar penonton dan peserta dapat menikmati acara dengan nyaman," kata Wahyu Hidayat.

Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, berharap acara ini dapat menjadi sarana pelestarian budaya dari generasi tua ke generasi muda. Ia menekankan pentingnya menanamkan kecintaan terhadap batik di kalangan anak muda.

"Menurut saya, perlu diapresiasi karena anak muda kan jarang suka batik, sebenarnya itu tinggal persoalan kita membumikan dulu. Bagaimana kemudian membuat batik itu menjadi pakaian sehari-hari," ujarnya.

Amithya Ratnanggani Sirraduhita juga mengingatkan bahwa kesetaraan antara laki-laki dan perempuan tidak hanya diperingati saat Hari Kartini saja, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan saling menghargai satu sama lain.