PDIP Pertanyakan Pernyataan Zulhas Soal Pilpres 2029: Terlalu Dini Bahas Suksesi

markdown Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan keheranan atas pernyataan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas), terkait proyeksi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029. Sikap PDIP ini muncul mengingat pemerintahan saat ini baru berjalan enam bulan.

"Saya terus terang merasa aneh. Mungkin setiap orang punya preferensi yang berbeda," ujar Deddy Sitorus, salah seorang ketua di DPP PDIP, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat. "Bagi kami, membicarakan Pilpres 2029 saat pemerintahan baru berjalan setengah tahun terasa terlalu cepat."

Deddy menilai bahwa wajar jika PAN menyampaikan aspirasi untuk mendukung Prabowo Subianto pada Pemilu 2029. Menurutnya, posisi PAN sebagai bagian dari pemerintahan saat ini menjadi latar belakang yang logis untuk pernyataan tersebut. "Tentu saja, jika PAN menyatakan tidak mendukung Pak Prabowo, mungkin mereka harus mempertimbangkan kembali posisi mereka di kabinet. Jadi, menurut saya, ini adalah hal yang wajar. Wajar jika mereka menyatakan dukungan untuk Prabowo pada 2029. Mengenai siapa yang akan menjadi wakil presiden, itu adalah hak prerogatif presiden," jelas Deddy.

Ia menambahkan, "Siapa tahu mereka memiliki kader potensial yang dianggap mampu mendampingi Pak Prabowo. Kita tidak bisa tahu dengan pasti."

Deddy menegaskan bahwa pernyataan terkait calon presiden adalah hak setiap partai politik, termasuk PAN. PDIP, kata dia, tidak ingin mencampuri urusan internal partai lain. Meski demikian, Deddy menyinggung soal etika politik dalam menyampaikan pernyataan tersebut.

"Sebenarnya tidak ada aturan yang melarang, ini hanya soal kepantasan saja," imbuhnya.

Sebelumnya, Zulhas mengungkapkan adanya diskusi dengan Presiden Prabowo Subianto mengenai dinamika Pilpres 2029. Zulhas menyatakan tidak keberatan jika Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada 2029, tetapi menekankan perlunya pembahasan lebih lanjut mengenai calon wakil presiden.

Pernyataan tersebut disampaikan Zulhas dalam acara 'Halalbihalal dan Pengumuman Susunan Kepengurusan DPP PAN' di Rumah DPP PAN, Jakarta Selatan. Saat itu, Zulhas menargetkan PAN untuk masuk dalam jajaran empat besar partai politik pada Pemilu 2029.

"Saya yakin, Insya Allah, pada 2029, PAN akan masuk empat besar," kata Zulhas dalam sambutannya.

Zulhas mengimbau seluruh kader PAN untuk tetap solid dan menghindari perpecahan akibat perbedaan politik. Ia juga mempersilakan kader yang berminat untuk menjadi calon wakil presiden.

"Saya hanya meminta satu syarat, yaitu satu komando. Jangan lagi kita menghabiskan waktu untuk bertengkar soal politik. Tujuan kita adalah masuk empat besar. Jika ada yang ingin menjadi wakil presiden, silakan," tegasnya.

Zulhas menekankan bahwa yang terpenting adalah PAN mampu mencapai posisi empat besar pada Pemilu 2029. "Bagi saya, yang paling penting adalah Partai Amanat Nasional masuk empat besar. Itu adalah tekad saya dan tekad kita semua," ujarnya.

Zulhas juga mengaku telah menyampaikan hal ini kepada Prabowo. Ia menyatakan tidak masalah jika Prabowo menjadi calon presiden, tetapi pemilihan calon wakil presiden perlu didiskusikan secara matang.

"Saya juga sampaikan kepada Pak Prabowo bahwa yang terpenting adalah partai saya besar. Mengenai calon presiden, silakan. Mengenai wakil presiden, kita bicarakan. Kita lihat kekuatan kita seperti ini," pungkasnya.