Indonesia Berduka: Puan Maharani Kenang Paus Fransiskus Sebagai Sosok Rendah Hati dan Pejuang Kemanusiaan

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Puan Maharani, menyampaikan ungkapan duka cita mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus, yang dikabarkan meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025, setelah berjuang melawan penyakitnya. Puan mengenang sosok Paus Fransiskus sebagai pribadi yang sangat dihormati dan dicintai oleh masyarakat Indonesia karena kerendahan hati dan kesederhanaannya.

"Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia pada tanggal 3 hingga 6 September 2024 lalu, disambut dengan penuh sukacita oleh seluruh lapisan masyarakat," ujar Puan. "Hal ini membuktikan bahwa Bapa Suci tidak hanya menjadi panutan bagi umat Katolik, tetapi juga dihargai oleh seluruh umat beragama di Indonesia."

Puan menekankan bahwa kesederhanaan dan kerendahan hati Paus Fransiskus menjadi alasan utama mengapa beliau begitu dikagumi di Indonesia. Ia berharap agar ajaran-ajaran mulia yang telah disebarkan oleh Paus Fransiskus dapat terus dilanjutkan dan menjadi warisan yang berharga bagi seluruh umat manusia.

"Saya sangat berduka atas kepergian Paus Fransiskus. Semoga semangat perdamaian dan kasih sayang yang beliau ajarkan senantiasa hidup di dalam hati kita semua," tutur Puan.

Politisi PDI Perjuangan itu juga mengenang pertemuannya dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada bulan Februari lalu. Saat itu, Puan bersama Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, diundang untuk menghadiri World Leaders Summit on Children's Rights atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia tentang Hak Anak. Keduanya merasa terhormat atas undangan tersebut.

"Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk dapat berpartisipasi dalam KTT Pemimpin Dunia tentang Hak Anak atas undangan langsung dari Paus Fransiskus," kata Puan.

Dalam KTT tersebut, para pemimpin dunia berdiskusi secara mendalam dan merumuskan langkah-langkah konkret untuk melindungi hak-hak dan meningkatkan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia. Puan mengapresiasi inisiatif Paus Fransiskus dalam menyelenggarakan KTT ini, yang dinilainya sebagai upaya penting untuk mendorong kerja sama internasional dalam menciptakan masa depan yang lebih aman dan adil bagi generasi penerus.

"Saya sangat mengapresiasi Yang Mulia Paus Fransiskus atas inisiatifnya dalam menyelenggarakan KTT Pemimpin Dunia tentang Hak Anak. Melalui forum ini, kita dapat bersatu dan bertukar gagasan mengenai hak anak dan misi kemanusiaan global demi masa depan yang lebih baik," jelasnya.

Sebelum menghadiri KTT Pemimpin Dunia tentang Hak Anak, Puan dan Megawati juga sempat mengikuti forum Unbroken Kids Alliance di Museum San Salvatore in Lauro, Roma. Aliansi ini memberikan dukungan kepada anak-anak yang menjadi korban perang di Palestina dan Ukraina. Selama kunjungan mereka di Italia, Puan dan Megawati juga berkesempatan untuk bertemu langsung dengan Paus Fransiskus di kediamannya pada Jumat, 7 Februari 2025.

Menurut pihak Vatikan, Paus Fransiskus jarang menerima tamu negara di kediaman pribadinya. Namun, beliau menyempatkan diri untuk bertemu dengan Puan dan Megawati sebagai bentuk penghormatan terhadap keluarga Bung Karno, terutama Megawati, yang sebelumnya pernah diminta menjadi juri Zayed Award, sebuah penghargaan yang diberikan kepada organisasi dan individu yang berkontribusi dalam kegiatan kemanusiaan.

Puan menggambarkan pertemuan dengan Paus Fransiskus di Santa Marta sebagai momen yang hangat dan penuh keakraban. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas kesediaan Paus untuk menerima mereka meskipun dalam kondisi kesehatan yang kurang prima.

"Saya merasa sangat terhormat atas sambutan hangat yang diberikan oleh Paus kepada kami. Meskipun sedang kurang sehat, Paus menerima kami dengan ramah dan penuh perhatian," ungkap Puan.

Dalam pertemuan tersebut, Puan dan Megawati menyampaikan salam dari seluruh bangsa Indonesia, khususnya dari umat Katolik di Indonesia, yang sangat mengagumi Paus Fransiskus. Paus Fransiskus mengucapkan terima kasih atas keramahan bangsa Indonesia dan menyebut rakyat Indonesia sebagai 'beautiful people'.

Puan dan Megawati juga memberikan cenderamata kepada Paus Fransiskus. Puan memberikan baju wayang yang terbuat dari batik tradisional Indonesia, yang disambut dengan antusias oleh Paus. Sementara itu, Megawati memberikan lukisan Bunda Maria yang dibawa khusus dari Jakarta. Lukisan tersebut berukuran cukup besar dan unik karena Bunda Maria digambarkan mengenakan kerudung mantilla berwarna putih dan berkebaya merah. Paus Fransiskus sangat senang menerima kedua cenderamata tersebut.

Menurut Puan, kepergian Paus Fransiskus merupakan kehilangan besar tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh masyarakat dunia. Paus Fransiskus dikenal sebagai tokoh yang sangat mendukung perdamaian dan selalu mengadvokasi penghentian kekerasan dan perang di seluruh dunia.

"Paus Fransiskus adalah tokoh yang sangat menjunjung tinggi perdamaian. Beliau selalu menyerukan untuk menghentikan segala bentuk kekerasan dan peperangan. Dunia telah kehilangan seorang tokoh besar," kata Puan.

"Selamat jalan Bapa Suci, Paus Fransiskus. Semoga semangat kemanusiaan yang telah engkau wariskan akan terus memberikan manfaat dan diteruskan oleh seluruh umat manusia di muka bumi," pungkas Puan.