Palestina Berduka: Presiden Abbas Kenang Paus Fransiskus Sebagai Pembela Hak Rakyat

Meninggalnya Paus Fransiskus pada usia 88 tahun, telah memicu ungkapan duka cita mendalam dari seluruh dunia, termasuk dari Presiden Palestina, Mahmud Abbas. Pemimpin Palestina tersebut menyampaikan belasungkawa atas kepergian tokoh agama yang dihormati itu, dan mengenang Paus sebagai sosok yang gigih memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina.

Abbas menyatakan bahwa bangsa Palestina telah kehilangan seorang sahabat sejati, yang tak pernah lelah menyuarakan dukungan bagi aspirasi mereka untuk mendapatkan hak-hak yang sah. Dalam pernyataan yang dirilis oleh kantor berita resmi Palestina, Wafa, Abbas menyoroti peran penting Paus Fransiskus dalam mengakui Negara Palestina dan mengizinkan pengibaran bendera Palestina di Vatikan. Tindakan ini, menurut Abbas, merupakan simbol solidaritas dan dukungan yang tak ternilai harganya bagi perjuangan rakyat Palestina.

Kabar duka ini datang hanya sehari setelah Paus Fransiskus tampil di hadapan publik pada perayaan Paskah di Basilika Santo Petrus. Meskipun kondisinya masih dalam tahap pemulihan setelah sakit yang cukup serius, Paus tetap memberikan berkat dan menyampaikan pesan "Urbi et Orbi" (kepada kota dan dunia) kepada umat yang hadir. Kehadirannya saat itu menunjukkan dedikasi dan komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin Gereja Katolik.

Kardinal Kevin Farrell, dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Vatikan melalui saluran Telegram, menyampaikan kabar duka ini dengan penuh kesedihan. Ia mengumumkan bahwa Paus Fransiskus telah berpulang pada pukul 7:35 pagi waktu setempat. Kardinal Farrell menekankan bahwa seluruh hidup Paus Fransiskus telah didedikasikan untuk pelayanan kepada Tuhan dan Gereja-Nya.

Dalam pesan Paskahnya, Paus Fransiskus juga menyinggung situasi di Gaza yang disebutnya "dramatis dan menyedihkan". Ia menyerukan kepada kelompok militan Palestina, Hamas, untuk segera membebaskan para sandera yang masih ditawan. Paus juga mengecam tren antisemitisme yang menurutnya semakin mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia.

"Saya menyatakan kedekatan saya dengan penderitaan seluruh rakyat Israel dan rakyat Palestina," demikian bunyi pesan Paskah tersebut. Paus Fransiskus mendesak semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk segera melakukan gencatan senjata, membebaskan para sandera, dan memberikan bantuan kepada mereka yang kelaparan dan merindukan masa depan yang damai.

Paus Fransiskus, yang sempat dirawat di rumah sakit selama lima minggu karena pneumonia, dikenal karena kritik-kritiknya yang semakin meningkat terhadap operasi militer Israel di Gaza. Beliau secara konsisten menyerukan perdamaian dan solusi diplomatik untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama tersebut. Kepergian Paus Fransiskus merupakan kehilangan besar bagi dunia, khususnya bagi mereka yang menghargai perdamaian, keadilan, dan dialog antaragama.