Istana Buka Suara Terkait Usulan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional: Penghormatan Bagi Mantan Presiden

markdown Gelombang diskusi mengenai kemungkinan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto, terus bergulir. Menanggapi hal ini, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyatakan bahwa Istana Kepresidenan tidak melihat adanya masalah dalam usulan tersebut. Menurutnya, pemberian penghormatan kepada para mantan presiden adalah hal yang wajar.

"Berkaitan dengan usulan dari Kementerian Sosial mengenai Presiden Soeharto, kami merasa tidak ada salahnya," ujar Prasetyo kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta. Ia menekankan bahwa para mantan presiden layak mendapatkan penghormatan dari bangsa dan negara atas jasa-jasa mereka selama memimpin.

Prasetyo Hadi mengutip pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya menghargai jasa para pendahulu. Menurutnya, keberhasilan Indonesia saat ini tidak terlepas dari kebijakan dan fondasi yang telah diletakkan oleh para pemimpin sebelumnya. Setiap presiden, mulai dari Soekarno hingga Joko Widodo, memiliki peran dan kontribusi masing-masing dalam membangun bangsa.

"Seperti yang selalu disampaikan Bapak Presiden, kita bisa mencapai titik ini karena prestasi para pendahulu kita," lanjut Prasetyo. Ia menyebutkan nama-nama presiden seperti Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo, masing-masing dengan dinamika dan tantangan yang dihadapi selama masa kepemimpinan.

Lebih lanjut, Prasetyo Hadi mengatakan, "Semua presiden memiliki jasa. Tidak mudah memimpin negara dengan jumlah penduduk yang besar dan berbagai permasalahan kompleks. Oleh karena itu, menurut saya, tidak ada masalah dengan usulan tersebut. Namun, kami belum membahasnya secara khusus."

Menanggapi anggapan bahwa Soeharto tidak memenuhi syarat karena kontroversi selama masa jabatannya, Prasetyo Hadi berpendapat bahwa setiap pemimpin memiliki kekurangan. Ia menekankan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan setiap individu pasti memiliki sisi lemah.

"Tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Jika ada masalah, tentu saja kita semua tidak ada yang sempurna. Pasti ada kekurangan," ujarnya.

Prasetyo Hadi juga menyoroti semangat Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan penghargaan kepada para pendahulu. Ia menegaskan bahwa semangat utama adalah untuk terus menghargai dan memberikan penghormatan kepada para presiden yang telah memimpin Indonesia.

"Semangat Bapak Presiden adalah kita harus terus menghargai dan memberikan penghormatan, terutama kepada para presiden kita," pungkasnya.