Pemberdayaan Perempuan Melalui Urban Farming: Strategi Ganda Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Keluarga
Perempuan memiliki peran yang sangat signifikan dalam upaya menekan angka stunting dan meningkatkan ekonomi keluarga melalui praktik urban farming. Kegiatan ini tidak hanya menjadi solusi praktis untuk menyediakan sumber makanan bergizi di lingkungan rumah tangga, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan ekonomi bagi kaum perempuan.
Urban farming menjadi semakin relevan, terutama di daerah perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan. Dengan memanfaatkan teknologi budidaya sederhana dan benih unggul berkualitas, perempuan dapat secara aktif terlibat dalam menghasilkan sayuran segar dan sehat langsung dari pekarangan rumah mereka. Hal ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan konsumsi makanan bergizi di tingkat keluarga, yang merupakan faktor penting dalam pencegahan stunting.
PT East West Seed Indonesia (Ewindo), sebagai perusahaan penyedia benih sayuran, telah lama menyadari potensi urban farming dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selama lebih dari satu dekade, Ewindo telah aktif mendorong komunitas perkotaan untuk memanfaatkan lahan kosong melalui kegiatan pertanian. Dengan pengalaman 35 tahun dalam menyediakan benih unggul sayuran berkualitas, Ewindo telah menghasilkan lebih dari 450 varietas benih unggul yang dapat diakses oleh masyarakat luas.
Ewindo tidak hanya menyediakan benih, tetapi juga memberikan pendampingan teknis kepada masyarakat dan petani. Ratusan petugas lapangan diterjunkan untuk memberikan edukasi dan transfer teknologi pertanian, termasuk kepada para pelaku urban farming. Pendampingan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penyiapan lahan, pengolahan media tanam, pemupukan, hingga penanganan hama dan penyakit. Dengan dukungan teknis yang komprehensif, diharapkan masyarakat dapat berhasil dalam membudidayakan sayuran dan meningkatkan produktivitas urban farming mereka.
Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan komunitas, juga menjadi kunci keberhasilan program urban farming yang berkelanjutan. Melalui kerjasama yang solid, program ini dapat menjangkau lebih banyak masyarakat dan memberikan dampak yang lebih besar.
Momentum Hari Kartini dimanfaatkan sebagai ajakan untuk terus memberdayakan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam menjaga masa depan generasi melalui pemenuhan gizi keluarga. Seminar yang bertajuk "Peran Perempuan dalam Peningkatan Konsumsi Sayuran di Keluarga untuk Menurunkan Angka Stunting Indonesia" diselenggarakan untuk mengangkat peran sentral perempuan sebagai agen perubahan dalam peningkatan konsumsi sayuran bergizi melalui praktik urban farming. Acara ini dihadiri oleh ratusan perwakilan kelompok perempuan dari berbagai wilayah, kader posyandu, penggiat urban farming, serta instansi terkait dari sektor kesehatan dan pertanian.
Plt Ketua Tim Penggerak PKK Jakarta Timur, Linda Alizah Kusmanto, menekankan bahwa urban farming yang digerakkan oleh kelompok perempuan di Jakarta Timur telah terbukti mempermudah akses terhadap sumber makanan sehat bagi keluarga. Peningkatan konsumsi makanan bergizi di masyarakat yang terlibat dalam urban farming memberikan harapan besar dalam upaya penurunan angka stunting di Indonesia.
Penurunan angka stunting dari 30,8 persen pada tahun 2018 menjadi 21,5 persen pada tahun 2023 menunjukkan kemajuan yang signifikan. Pemerintah menargetkan penurunan lebih lanjut hingga 18 persen pada tahun 2025 melalui berbagai upaya, termasuk intervensi gizi pada ibu hamil dan anak, serta penguatan ketahanan pangan dan gizi. Urban farming yang digerakkan oleh perempuan menjadi salah satu strategi kunci dalam mencapai target tersebut.