Penutupan Mendadak Kota Wisata Rason di Korea Utara: Misteri di Balik Pembatasan Pariwisata

Penutupan Mendadak Kota Wisata Rason di Korea Utara: Misteri di Balik Pembatasan Pariwisata

Baru tiga minggu dibuka untuk turis asing, kota wisata Rason di Korea Utara tiba-tiba menutup akses bagi wisatawan internasional. Keputusan mendadak ini telah dikonfirmasi oleh sejumlah agen perjalanan internasional yang beroperasi di kawasan tersebut, menimbulkan spekulasi dan pertanyaan seputar alasan sebenarnya di balik penutupan ini. Pengumuman resmi dari pemerintah Korea Utara hingga saat ini belum dikeluarkan, menambah misteri seputar peristiwa ini.

Beberapa agen perjalanan terkemuka, termasuk KTG Travels (Spanyol), Young Pioneer Tours (Beijing), dan Koryo Tours, telah secara terbuka mengonfirmasi penghentian sementara perjalanan wisata ke Rason. KTG Travels, misalnya, melalui unggahan di media sosialnya, menyampaikan informasi penutupan yang mengejutkan ini kepada kliennya. Hal senada juga disampaikan oleh Young Pioneer Tours, yang menghimbau calon wisatawan yang merencanakan perjalanan pada April dan Mei untuk menahan diri memesan tiket pesawat hingga informasi lebih lanjut tersedia. Koryo Tours, yang baru saja menyelesaikan tur lima hari ke Rason, juga menyatakan sedang mengupayakan klarifikasi atas situasi ini.

Penutupan Rason ini memiliki signifikansi khusus mengingat kunjungan wisatawan internasional ke Rason merupakan yang pertama dalam lima tahun terakhir, tidak termasuk wisatawan Rusia. Hal ini semakin memperkuat dampak dari kebijakan penutupan pariwisata internasional Korea Utara sejak Januari 2020 yang baru dibuka kembali secara terbatas di Rason. Simon Cockerell, manajer umum Koryo Tours, sebelumnya menyatakan optimisme atas pembukaan akses ke Rason. Namun, penutupan mendadak ini tentu mengecewakan dan menimbulkan kekhawatiran bagi industri pariwisata internasional.

Ketidakjelasan mengenai alasan penutupan ini telah memicu berbagai spekulasi. Laporan dari seorang influencer perjalanan Jerman, Luca Pferdmenges, yang baru saja mengunjungi Rason, menggambarkan kondisi kemiskinan yang cukup nyata di daerah pedesaan. Pferdmenges menuturkan tentang larangan pengambilan gambar terhadap warga lokal yang hidup dalam kondisi serba kekurangan, menggambarkan kesenjangan ekonomi yang signifikan di wilayah tersebut. Meskipun tidak dapat dipastikan apakah hal ini berkaitan langsung dengan penutupan Rason, namun hal ini memberi gambaran tentang situasi sosial ekonomi di wilayah tersebut yang mungkin saja menjadi faktor yang diperhatikan pemerintah Korea Utara.

Informasi yang masih terbatas dan kurangnya transparansi dari pemerintah Korea Utara membuat sulit untuk menentukan alasan pasti di balik penutupan mendadak kota wisata Rason. Apakah ini terkait dengan kebijakan internal, keamanan, atau bahkan faktor ekonomi, masih menjadi misteri yang perlu diungkap. Langkah selanjutnya yang akan diambil oleh para agen perjalanan dan pemerintah negara-negara terkait akan sangat menentukan bagaimana situasi ini akan berkembang di masa depan. Kemungkinan besar, investigasi lebih lanjut dan komunikasi aktif dengan pihak berwenang Korea Utara diperlukan untuk mendapatkan kejelasan atas permasalahan ini.

Daftar Agen Perjalanan yang Mengkonfirmasi Penutupan:

  • KTG Travels (Spanyol)
  • Young Pioneer Tours (Beijing)
  • Koryo Tours