Investasi Masif di Sektor Energi Berkelanjutan: BP dan ExxonMobil Siap Kembangkan Teknologi CCS di Indonesia

Investasi Masif di Sektor Energi Berkelanjutan: BP dan ExxonMobil Siap Kembangkan Teknologi CCS di Indonesia

Indonesia bersiap memasuki babak baru dalam upaya mitigasi perubahan iklim dengan masuknya investasi besar-besaran di sektor Carbon Capture, Storage, and Utilization (CCUS). Dua raksasa energi multinasional, British Petroleum (BP) dan ExxonMobil, telah menyatakan komitmennya untuk mengembangkan fasilitas CCUS di Tanah Air. Langkah ini menandai sebuah tonggak penting dalam transisi energi Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Staf Khusus Dewan Energi Nasional bidang Energi dan Ekonomi Keberlanjutan, Jodi Mahardi, mengonfirmasi kabar tersebut. Dalam sebuah diskusi di Universitas Indonesia baru-baru ini, Mahardi mengungkapkan bahwa BP, melalui proyek Tangguh, dan kolaborasi ExxonMobil dengan PT Pertamina di area Sunda Asri, akan menjadi pelopor implementasi teknologi CCS di Indonesia. Ia menekankan optimismenya terhadap segera dimulainya implementasi proyek-proyek tersebut. Komitmen BP ditandai dengan investasi senilai 7 miliar dolar AS untuk proyek Tangguh Ubadari, yang mencakup teknologi CCUS dan Compression (UCC). Sementara itu, kerja sama ExxonMobil dan Pertamina telah diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada bulan Januari lalu.

Potensi pengembangan teknologi CCS di Indonesia sangat besar. Data menunjukkan bahwa kapasitas penyimpanan karbon mencapai angka yang signifikan, yaitu 577,62 gigaton. Rinciannya, 4,85 gigaton berasal dari cadangan minyak dan gas bumi yang telah habis masa eksploitasinya (depleted oil and gas), sementara sisanya, yakni 572,77 gigaton, bersumber dari akuifer saline. Keberadaan potensi penyimpanan yang melimpah ini menjadi daya tarik tersendiri bagi investor asing untuk mengembangkan teknologi CCUS di Indonesia dan berkontribusi pada penurunan emisi karbon secara signifikan.

Proyek-proyek CCUS ini diharapkan tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor energi. Pemerintah Indonesia, melalui berbagai kebijakan dan dukungan, terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi pengembangan teknologi energi bersih dan terbarukan, termasuk teknologi CCS. Langkah strategis ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk berperan aktif dalam upaya global dalam mengatasi perubahan iklim dan mencapai target Net Zero Emission (NZE).

Kehadiran teknologi CCS di Indonesia diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengurangi emisi karbon dari sektor industri yang intensif energi. Teknologi ini dinilai dapat memberikan kontribusi nyata dalam pencapaian target pengurangan emisi karbon nasional, sekaligus meningkatkan daya saing Indonesia dalam kancah global.

Berikut adalah poin penting dari perkembangan ini:

  • BP menginvestasikan 7 miliar dolar AS untuk proyek Tangguh Ubadari, yang mencakup CCUS dan Compression (UCC).
  • ExxonMobil dan Pertamina berkolaborasi dalam proyek CCS di Sunda Asri.
  • Potensi penyimpanan CCS di Indonesia mencapai 577,62 gigaton.
  • Proyek ini diharapkan akan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan pertumbuhan ekonomi.
  • Pemerintah Indonesia mendukung pengembangan teknologi energi bersih dan terbarukan, termasuk CCS.