REI Targetkan Bangun Satu Juta Rumah di Desa Tanpa Dana APBN Guna Sukseskan Program 3 Juta Rumah
Real Estate Indonesia (REI) menunjukkan komitmennya dalam mendukung Program 3 Juta Rumah dengan meluncurkan inisiatif ambisius untuk membangun satu juta unit rumah di pedesaan tanpa bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto, menyampaikan kesiapan organisasinya untuk merealisasikan program tersebut melalui pendekatan inovatif yang tertuang dalam Propertinomic 2.0.
Dalam acara Halal Bihalal Keluarga Besar Realestate Indonesia di Jakarta, Joko Suranto menjelaskan bahwa Propertinomic 2.0 memuat empat pilar utama yang menjadi fokus REI dalam mendorong pemerintah untuk mendukung program ini, yaitu:
- Pertanahan: Memastikan ketersediaan lahan yang memadai dan legal untuk pembangunan perumahan.
- Perizinan: Mempermudah dan mempercepat proses perizinan pembangunan gedung (PBG) serta implementasi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
- Pembiayaan: Mendorong kebijakan pembiayaan yang lebih mudah diakses oleh pengembang dan konsumen.
- Pengawasan: Melakukan pengawasan yang efektif untuk memastikan kualitas dan keberlanjutan pembangunan.
Joko Suranto, yang dikenal sebagai Crazy Rich Grobogan, menekankan bahwa keberhasilan Propertinomic 2.0 sangat bergantung pada dukungan kebijakan pemerintah. Ia berharap pemerintah dapat menetapkan kriteria yang jelas mengenai target pasar rumah di desa, luas rumah, batasan penghasilan konsumen, dan aspek-aspek lainnya. Dengan adanya kejelasan tersebut, REI akan lebih mudah dalam melaksanakan pembangunan dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Inisiatif REI ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian di pedesaan. Pembangunan perumahan akan menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor terkait, seperti industri bahan bangunan, transportasi, dan jasa. Selain itu, program ini juga berpotensi memunculkan pengusaha-pengusaha lokal yang bergerak di bidang penyediaan bahan bangunan, seperti batu bata, kusen, dan kayu.
Sektor properti memiliki efek berganda yang besar terhadap perekonomian. Industri ini melibatkan lebih dari 180 industri terkait, mulai dari pabrik bahan bangunan hingga sumber daya alam. Oleh karena itu, pembangunan perumahan dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, menyambut baik inisiatif REI dan menyatakan dukungannya terhadap program tersebut. Ia menegaskan bahwa pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung pengembang perumahan dan akan terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif di sektor properti.