Dunia Berduka: Paus Fransiskus, Sang Pecinta Sepak Bola, Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun

Vatikan mengumumkan kabar duka pada hari Senin, 21 April 2025: Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi umat Katolik di seluruh dunia, telah berpulang. Paus meninggal dunia pada usia 88 tahun setelah beberapa waktu dirawat karena pneumonia. Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi jutaan orang di seluruh dunia, termasuk komunitas sepak bola yang sangat dihormatinya.

Jorge Mario Bergoglio, nama asli Paus Fransiskus, dikenal luas sebagai sosok yang memiliki kecintaan mendalam terhadap sepak bola. Kegemarannya pada olahraga ini bukan rahasia lagi, bahkan sempat disinggung dalam film "The Two Popes". Sebagai seorang penggemar berat klub San Lorenzo dari Argentina, tanah kelahirannya, Paus Fransiskus sering kali menunjukkan antusiasmenya terhadap sepak bola.

Pada tahun 2023, Paus Fransiskus pernah ditanya tentang siapa yang terbaik antara Lionel Messi dan Diego Maradona. Paus menjawab dengan bijaksana, "Saya akan menambahkan yang ketiga, Pele." Ia melanjutkan, "Mereka bertiga adalah orang-orang hebat, masing-masing dengan keahliannya sendiri. Saat ini, Messi adalah yang terbaik." Meskipun memuji Messi, Paus juga menyoroti Pele sebagai pribadi yang luar biasa, mengenang kebaikan legenda Brasil tersebut, yang berasal dari negara rival Argentina.

"Maradona adalah pria yang gagal, sangat disayangkan, dia terjerumus, dan orang-orang di sekitarnya tidak membantunya. Dia datang menemui saya pada tahun pertama [saya menjadi Paus]," kenang Paus Fransiskus. "Itu berakhir dengan buruk. Lucunya, banyak olahragawan yang berakhir buruk, bahkan di tinju. Itu mengherankan."

"Sementara Messi sangat lurus. Dia seorang pria terhormat. Di antara ketiganya, pria terhebat adalah Pelé. Dia pria dengan hati yang sangat besar. Saya berbicara dengannya, bertemu dengannya di pesawat di Buenos Aires. Dia pria yang memiliki rasa kemanusiaan yang besar," katanya.

Selain kecintaannya pada sepak bola, Paus Fransiskus juga sering kali menerima kunjungan dari klub-klub sepak bola yang datang untuk meminta doa restunya. Vatikan selalu membuka pintunya bagi para pesepakbola, menunjukkan dukungan dan perhatian Paus terhadap dunia olahraga.

Namun, sebagai pemimpin agama, Paus Fransiskus juga tidak ragu untuk mengkritik sisi negatif dari sepak bola modern. Ia berpendapat bahwa kepentingan finansial sering kali lebih diutamakan daripada nilai-nilai luhur olahraga itu sendiri. Paus Fransiskus pernah menyinggung sejarah klub Celtic dari Skotlandia, yang didirikan untuk membantu anak-anak kelaparan.

"Ini benar-benar merupakan upaya amal demi saudara dan saudari kita yang paling membutuhkan," katanya. "Namun, dunia sepak bola telah banyak berubah sejak saat itu. Secara khusus, jejak finansial dari 'Permainan Indah' telah meningkat pesat, dan kadang-kadang bisa mengambil risiko menjadikan sepak bola hanya menarik karena alasan keuntungan moneter," kata Paus Fransiskus.

Kedekatan Paus Fransiskus dengan sepak bola sangatlah erat. Sebagai bentuk penghormatan atas kepergiannya, Serie A, liga sepak bola tertinggi di Italia, memutuskan untuk menunda pertandingan. Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka yang mendalam bagi dunia, khususnya bagi mereka yang menghargai kecintaannya pada sepak bola dan komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan.