Paus Fransiskus: Warisan Kesederhanaan dan Pelayanan yang Menginspirasi
Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, mengenang mendalam sosok Paus Fransiskus, menyoroti kesederhanaan yang menjadi ciri khasnya hingga akhir hayat. Kardinal Suharyo mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus secara pribadi menyampaikan keinginan agar upacara pemakamannya kelak diselenggarakan dengan sederhana, tanpa kemegahan berlebihan. Keinginan ini mencerminkan filosofi hidup Paus yang menekankan pelayanan dan kerendahan hati.
Salah satu contoh nyata kesederhanaan Paus Fransiskus adalah keputusannya untuk tidak tinggal di Istana Apostolik yang mewah. Sebaliknya, ia memilih Casa Santa Marta, sebuah wisma sederhana di Vatikan, sebagai tempat tinggalnya. Pilihan ini bukan sekadar masalah tempat tinggal, melainkan sebuah simbol perubahan mendasar yang ingin dihadirkan Paus Fransiskus dalam Gereja Katolik. Beliau berupaya mengubah citra Gereja yang terkesan monarkis menjadi Gereja yang melayani dan dekat dengan umat.
Kardinal Suharyo menekankan bahwa kesederhanaan Paus Fransiskus sangat relevan dan menginspirasi, terutama di tengah budaya modern yang seringkali didominasi oleh ambisi kekuasaan dan persaingan. Paus Fransiskus, melalui teladannya, justru menunjukkan bahwa jabatan bukanlah tujuan akhir yang harus dikejar, melainkan amanah untuk melayani. Beliau ingin dikenal sebagai seorang pelayan umat, bukan sebagai penguasa yang menikmati kemewahan dan kekuasaan.
Filosofi 'memangku jabatan' yang dianut Paus Fransiskus sangat berbeda dengan sekadar 'menduduki jabatan'. Memangku jabatan berarti bertanggung jawab penuh atas amanah yang diberikan, melayani dengan sepenuh hati, dan mengutamakan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi. Semangat pelayanan inilah yang menjadi warisan utama Paus Fransiskus bagi Gereja Katolik dan dunia.
Berikut poin-poin penting yang dapat disarikan dari teladan Paus Fransiskus:
- Kesederhanaan: Menghindari kemewahan dan hidup dalam kesahajaan.
- Pelayanan: Mengutamakan kepentingan umat dan melayani dengan sepenuh hati.
- Kerendahan Hati: Tidak haus akan kekuasaan dan bersikap rendah hati dalam setiap tindakan.
- Tanggung Jawab: Memegang teguh amanah yang diberikan dan bertanggung jawab penuh atas tugas yang diemban.
Dengan meneladani nilai-nilai tersebut, kita dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berorientasi pada pelayanan.