Dari Balik Jeruji Besi: Kisah Indriyani, Membatik Harapan di Lembaga Pemasyarakatan
Di tengah hiruk pikuk Indonesian Prison Products and Arts Festival (IPPAFest), sosok Indriyani, seorang warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Jakarta, menarik perhatian pengunjung. Dengan khusyuk, ia menorehkan canting berisi malam panas ke atas kain putih, menciptakan motif batik yang memukau.
Lebih dari sekadar kegiatan mengisi waktu, membatik telah menjadi jalan bagi Indriyani untuk menuangkan ekspresi, merajut kembali kehidupannya yang sempat terpuruk. Baginya, penjara bukan lagi sekadar tempat untuk menebus kesalahan, melainkan ruang untuk belajar, berkembang, dan menemukan jati diri.
Sejak mendekam di balik jeruji besi pada tahun 2020, Indriyani mengikuti pelatihan membatik. Awalnya, ia hanya sekadar menyalurkan hobi menggambar. Namun, lambat laun, ia menemukan kecintaan pada seni tradisional ini. Setiap goresan canting menjadi representasi dari perasaannya, harapannya, dan mimpi-mimpinya untuk masa depan yang lebih baik.
IPPAFest menjadi wadah bagi Indriyani dan warga binaan lainnya untuk menunjukkan karya mereka kepada masyarakat luas. Di sini, mereka bukan lagi sekadar narapidana, melainkan seniman yang berkarya dengan hati. Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, Agus Andrianto, menekankan bahwa IPPAFest bertujuan untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap warga binaan. Mereka adalah individu yang memiliki potensi dan layak mendapatkan kesempatan kedua.
Negara hadir memberikan pendampingan dan pelatihan agar ketika kembali ke masyarakat, mereka dapat mandiri secara ekonomi dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan nasional.
Bagi Indriyani, penjara telah menjadi titik balik dalam hidupnya. Ia belajar menerima masa lalu dan membangun masa depan dengan tekad dan harapan. Meskipun masa hukumannya belum usai, ia bercita-cita untuk mengembangkan kemampuan membatiknya kelak. Ia ingin membuktikan bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua, dan bahwa bahkan di tempat yang paling kelam sekalipun, harapan tetap dapat tumbuh.
Indriyani mengungkapkan bahwa dia belum memiliki rencana pasti setelah keluar dari penjara, karena masa hukumannya masih relatif panjang. Namun, dia sangat berharap dapat mengembangkan kemampuannya dalam membatik. Ia ingin melihat apakah ada peluang untuk melanjutkan hobinya ini setelah bebas nanti.
Di balik setiap motif batik yang dihasilkan Indriyani, tersimpan cerita tentang perjuangan, harapan, dan keyakinan akan masa depan yang lebih baik. Ia berharap karyanya dapat menginspirasi orang lain untuk tidak menyerah pada keadaan dan terus berusaha meraih impian.