Ancaman Siber Mengintai Satelit: BRIN Susun Strategi Pengamanan Aset Luar Angkasa
Perang modern telah bergeser ke ranah yang tak terbayangkan sebelumnya: ruang siber dan luar angkasa. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyadari betul pergeseran ini dan menekankan pentingnya melindungi satelit sebagai aset krusial. Satelit bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga jantung dari pertahanan, navigasi, intelijen, dan berbagai aspek penting lainnya.
Dicka Ariptian Rahayu, seorang periset dari Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN, menjelaskan bahwa gangguan pada sistem satelit dapat berakibat fatal bagi operasi militer dan sipil. Dalam kuliah kerja yang diselenggarakan di Kawasan Sains Ibnoe Soebroto, Bogor, Dicka memaparkan berbagai jenis serangan siber yang mengintai satelit, termasuk:
- Hacking: Akses ilegal ke sistem kendali satelit atau stasiun bumi.
- Jamming: Mengganggu sinyal radio antara satelit dan stasiun bumi, memutuskan komunikasi.
- Spoofing: Mengirim sinyal palsu untuk menyesatkan sistem penerima, berpotensi membahayakan navigasi pesawat atau peluru kendali.
- Malware: Menyusup ke perangkat lunak kontrol satelit atau stasiun bumi, merusak data, atau bahkan menonaktifkan satelit.
Serangan siber terhadap satelit bukan lagi sekadar teori. Pada tahun 2022, jaringan satelit Viasat menjadi korban serangan siber yang melumpuhkan komunikasi militer dan sipil di Eropa Timur. Bahkan, satelit milik BRIN, LAPAN-A1/LAPAN-TUBSAT, pernah diserang pada tahun 2011 melalui teknik social engineering untuk mendapatkan akses dan mengendalikan satelit. Kejadian ini menunjukkan betapa rentannya satelit terhadap ancaman siber.
Menghadapi ancaman yang semakin nyata, BRIN mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi aset luar angkasanya. Strategi pengamanan satelit meliputi:
- Pengamanan Stasiun Bumi: Membangun firewall, intrusion detection system (IDS), intrusion prevention system (IPS), dan segmentasi jaringan untuk perlindungan awal. Enkripsi kontrol satelit, kontrol akses fisik, pencegahan social engineering, mitigasi phishing, dan sistem cloud yang aman juga menjadi bagian penting dari strategi ini.
- Pengamanan Segmen Link: Enkripsi transmisi data (uplink dan downlink) untuk menjaga kerahasiaan, penggunaan anti-jamming systems untuk menangkal gangguan sinyal, serta penggunaan protokol seperti space data link security (SDLS) untuk integritas, autentikasi, dan perlindungan dari replay attack.
BRIN juga berupaya mengadopsi standar dan pedoman keamanan siber internasional, seperti National Institute of Standards and Technology (NIST) Cybersecurity Framework for Space Systems dan UN Guidelines for Space Security. Kerangka kerja ini memberikan panduan praktik untuk mengamankan sistem ruang angkasa dan mengelola risiko siber, serta mempromosikan transparansi dan pengurangan risiko konflik di ruang angkasa.
Dicka menekankan bahwa ancaman siber terhadap satelit adalah masalah serius yang dapat mengganggu stabilitas infrastruktur negara. Serangan nyata telah terjadi dan dapat menargetkan satelit militer, komersial, maupun sipil. Oleh karena itu, perlindungan satelit menjadi prioritas utama untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional. Upaya ini membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan akademisi, untuk mengembangkan solusi keamanan yang efektif dan berkelanjutan.