Real Madrid Berduka: Mengheningkan Cipta untuk Paus Fransiskus
Real Madrid menyampaikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus yang wafat pada usia 88 tahun. Klub raksasa Spanyol itu menggelar momen mengheningkan cipta selama satu menit sebelum sesi latihan pada Senin (21/4/2025) sebagai bentuk belasungkawa.
Kabar duka ini disampaikan oleh Camerlengo Vatikan, Kardinal Kevin Farrell, yang mengumumkan bahwa Paus Fransiskus telah berpulang pada pukul 07.35 waktu setempat. Kabar ini sontak menyebar ke seluruh dunia dan menggugah kesedihan mendalam, termasuk di kalangan sepak bola.
Real Madrid mengeluarkan pernyataan resmi yang mengungkapkan rasa duka cita mendalam atas kepergian pemimpin umat Katolik sedunia itu. Klub menyampaikan belasungkawa kepada seluruh komunitas Katolik atas kehilangan tokoh bersejarah dan universal. Real Madrid juga menyoroti warisan Paus Fransiskus yang besar, khususnya semangat solidaritas dan dukungannya kepada mereka yang kurang beruntung dan rentan.
Dalam foto yang dirilis oleh klub, terlihat seluruh pemain dan staf pelatih Real Madrid berdiri melingkar di pusat latihan. Mereka mengheningkan cipta bersama, menunjukkan rasa hormat dan belasungkawa yang mendalam.
Selain Real Madrid, klub-klub La Liga lainnya seperti Barcelona dan Atletico Madrid juga turut menyampaikan belasungkawa. Mereka mengakui peran Paus Fransiskus dalam menyebarkan nilai-nilai perdamaian melalui sepak bola.
Paus Fransiskus dikenal sebagai penggemar sepak bola dan pendukung setia klub San Lorenzo dari Buenos Aires. Ia melihat sepak bola sebagai alat untuk mendidik generasi muda dan mempromosikan perdamaian.
Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus sering berinteraksi dengan tokoh-tokoh sepak bola dunia seperti Lionel Messi, Diego Maradona, dan Zlatan Ibrahimovic. Ia pernah berkelakar tentang kemampuannya bermain bola, menyebut dirinya "pata dura" (berkaki kidal) namun tetap menikmati bermain, terutama sebagai penjaga gawang.
"Di Buenos Aires, orang-orang seperti saya disebut pata dura. Itu berarti memiliki dua kaki kiri," ucap Paus Fransiskus.
"Tapi saya tetap bermain. Sering kali saya menjadi penjaga gawang, itu juga peran yang bagus, melatih untuk menghadapi kenyataan, menghadapi masalah, mungkin kamu tidak tahu pasti dari mana bola itu datang, tapi kamu harus mencoba menangkapnya juga."
"Seperti yang terjadi dalam hidup," ujar Paus Fransiskus mengenang masa kecilnya.
Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi dunia, termasuk bagi komunitas sepak bola yang menghargai visinya tentang perdamaian dan persatuan.