Misteri Dua Lukisan Angsa RA Kartini yang Hilang di Belanda Terungkap dalam Pameran di Museum Nasional

Jejak Seni Rupa RA Kartini Terungkap dalam Pameran di Museum Nasional

Sebuah lukisan berjudul "Tiga Angsa" karya Raden Ajeng Kartini menjadi pusat perhatian dalam pameran bertajuk "Sunting: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan" yang tengah berlangsung di Museum Nasional Indonesia (MNI). Keberadaan lukisan ini, yang dipinjam langsung dari Museum Kartini Jepara, menyimpan cerita yang menarik untuk diungkap.

Kurator pameran, Citra Smara Dewi, mengungkapkan bahwa lukisan "Tiga Angsa" adalah satu-satunya karya Kartini yang masih berada di Indonesia. Sementara itu, dua lukisan lain dengan tema serupa, menurut berbagai sumber, diduga kuat berada di Belanda. Keberadaan dua lukisan yang hilang ini menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Inspirasi lukisan "Tiga Angsa" sendiri muncul ketika Kartini mengunjungi Kebun Raya Bogor bersama ayahnya. Pemandangan danau dengan angsa-angsa yang berenang bebas menarik perhatiannya dan mendorongnya untuk menciptakan karya seni bergaya realisme. Meskipun ada dugaan bahwa lukisan ini dikerjakan bersama saudara-saudara perempuannya, fakta ini masih menjadi perdebatan di kalangan ahli.

Kontribusi Kartini dalam Sejarah Seni Rupa Modern Indonesia

Sepanjang hidupnya, Kartini hanya menghasilkan lima lukisan, dengan sebagian besar menggambarkan objek flora dan fauna. Namun, Citra Smara Dewi berpendapat bahwa kontribusi Kartini dalam dunia seni rupa seharusnya diakui sebagai bagian dari sejarah seni rupa modern Indonesia. Kartini berkarya jauh sebelum Emiria Soenassa, yang selama ini dikenal sebagai pelukis perempuan pertama di Indonesia. Sayangnya, jumlah karya Kartini yang terbatas membuat namanya kurang dikenal di kalangan masyarakat luas.

Lukisan "Tiga Angsa" menggambarkan empat ekor angsa, dengan tiga angsa di depan melambangkan Kartini bersama kedua adiknya, Roekmini dan Kardinah, yang sering berkumpul dan berkarya bersama. Sementara itu, satu angsa di belakang melambangkan kakak kandungnya, Sosrokartono, yang selalu memberikan dukungan moral dan intelektual.

Menariknya, lukisan bergaya realis Eropa ini justru dibingkai dengan ukiran khas Jepara dari awal abad ke-20. Perpaduan gaya seni yang berbeda ini menciptakan harmoni yang unik dan mencerminkan identitas Kartini sebagai seorang perempuan Jawa yang berpikiran maju.

Bagi para pecinta seni dan sejarah, pameran "Sunting: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan" di Museum Nasional Indonesia merupakan kesempatan langka untuk menyaksikan langsung lukisan "Tiga Angsa" karya RA Kartini dan mempelajari lebih dalam tentang kontribusinya bagi bangsa Indonesia. Pameran ini akan berlangsung hingga 30 April 2025.