Tanggapan Keras China terhadap Negara yang Bernegosiasi Tarif dengan AS
China Beri Peringatan Terhadap Negara yang Bernegosiasi dengan AS
Pemerintah China menyampaikan peringatan keras terhadap negara-negara yang terlibat dalam negosiasi tarif dengan Amerika Serikat (AS). Beijing menegaskan akan mengambil tindakan balasan jika negosiasi tersebut berpotensi merugikan kepentingan nasionalnya. Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump, yang dinilai China sebagai upaya untuk menekan mitra dagang agar membatasi hubungan ekonomi dengan Tiongkok.
"China dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China. Jika hal itu terjadi, China tidak akan menerimanya dan akan mengambil tindakan balasan secara tegas dan sepadan," demikian pernyataan resmi dari Kementerian Perdagangan China.
Kementerian tersebut menuduh AS menyalahgunakan kebijakan tarif dengan kedok kesetaraan, memaksa negara-negara lain untuk terlibat dalam negosiasi tarif timbal balik. China melihat tren ini sebagai ancaman terhadap tatanan perdagangan internasional dan mengkhawatirkan kembalinya praktik perdagangan yang tidak adil.
China menegaskan posisinya sebagai negara yang terbuka untuk bekerja sama dengan semua pihak dan berkomitmen untuk menjunjung tinggi keadilan serta kejujuran dalam perdagangan internasional. Namun, mereka juga menunjukkan ketegasan dengan memberlakukan tarif balasan terhadap produk-produk impor AS dan membatasi ekspor mineral penting. Beberapa perusahaan AS, terutama yang berukuran lebih kecil, juga dimasukkan ke dalam daftar hitam yang membatasi kerja sama mereka dengan perusahaan-perusahaan China.
Indonesia saat ini tengah melakukan pembicaraan mengenai tarif resiprokal dengan Amerika Serikat. Menanggapi potensi tindakan balasan dari China, pemerintah Indonesia menyatakan keyakinannya bahwa baik Indonesia maupun China menjunjung tinggi prinsip-prinsip perdagangan multilateral dan menghormati hak serta kewajiban masing-masing negara dalam hubungan perdagangan internasional.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Djatmiko Bris Witjaksono, menyatakan bahwa Indonesia dan China memiliki kesamaan pandangan dalam menghormati prinsip-prinsip perdagangan multilateral.
"Jadi saya tidak bisa berspekulasi apa yang akan terjadi ke depan, yang pasti Indonesia akan tetap memastikan bahwa kegiatan perdagangan dengan mitra dagang kita tetap dijalankan dengan sebaik-baiknya," ujar Djatmiko.
Ia menambahkan, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menyelesaikan setiap potensi isu yang muncul melalui jalur diplomasi.
"Kalaupun ada isu di lapangan, selalu akan kita selesaikan di forum diplomasi," katanya.
Berikut adalah beberapa poin penting yang terkait dengan situasi ini:
- Ancaman Balasan: China mengancam akan mengambil tindakan balasan terhadap negara-negara yang bernegosiasi tarif dengan AS jika merugikan kepentingan China.
- Kebijakan Tarif AS: China mengkritik kebijakan tarif AS yang dianggap menekan mitra dagang.
- Prinsip Multilateral: Indonesia meyakini bahwa Indonesia dan China menjunjung tinggi prinsip-prinsip perdagangan multilateral.
- Diplomasi: Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menyelesaikan isu melalui jalur diplomasi.