Basilika Santa Maria Maggiore: Destinasi Peristirahatan Terakhir Paus Fransiskus yang Penuh Makna
Mendiang Paus Fransiskus, yang tutup usia pada usia 88 tahun, meninggalkan warisan mendalam bagi Gereja Katolik dan dunia. Di tengah duka yang mendalam, terungkap sebuah wasiat yang mencerminkan kerendahan hati dan kedekatan spiritual Paus Fransiskus: permintaannya untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma. Pilihan ini, yang memecah tradisi pemakaman Paus di Vatikan, menggarisbawahi ikatan eratnya dengan gereja yang kaya akan sejarah dan simbolisme budaya ini.
Basilika Santa Maria Maggiore, salah satu dari empat basilika utama di Roma, bukan sekadar bangunan megah. Ia adalah saksi bisu perjalanan panjang kekristenan, sebuah permata arsitektur yang memadukan berbagai gaya dari zaman Romawi Kuno hingga Renaissance. Didirikan pada abad ke-5 oleh Paus Sixtus III untuk menghormati Bunda Maria, basilika ini menjadi pusat perayaan peran penting Perawan Maria dalam iman Katolik.
Keunikan Basilika Santa Maria Maggiore terletak pada:
- Lokasi Strategis: Terletak di Bukit Esquiline, salah satu dari tujuh bukit Roma, basilika ini mudah diakses dan menjadi pusat ziarah penting.
- Sejarah Panjang: Didirikan pada abad ke-5, basilika ini telah menjadi bagian integral dari sejarah Roma dan Gereja Katolik.
- Arsitektur Memukau: Perpaduan gaya arsitektur yang unik, dengan langit-langit megah berhiaskan mosaik abad ke-5 yang menggambarkan kisah kelahiran Kristus.
- Relikui Berharga: Menyimpan relikui penting, termasuk relikui dari tempat kelahiran Yesus di Betlehem.
Lebih dari sekadar tempat ibadah, Basilika Santa Maria Maggiore adalah simbol spiritualitas dan sejarah. Setiap tahun, pada tanggal 5 Agustus, basilika ini menjadi pusat perayaan Salus Populi Romani, menghormati ikon Maria yang sangat dihormati. Basilika ini juga menjadi tempat penyelenggaraan berbagai perayaan liturgi besar, termasuk misa yang dipimpin oleh Paus.
Kedekatan Paus Fransiskus dengan Basilika Santa Maria Maggiore bukan rahasia. Ia sering mengunjungi basilika ini untuk berdoa, terutama sebelum dan sesudah perjalanan luar negeri. Afeksi pribadinya yang mendalam terhadap basilika ini menjadi alasan utama di balik keputusannya untuk dimakamkan di sana. Permintaan Paus Fransiskus untuk pemakaman yang sederhana, termasuk peti mati kayu sederhana dan penghapusan tradisi catafalque, mencerminkan komitmennya pada kesederhanaan dan pelayanan.
Keputusan Paus Fransiskus untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore menandai perubahan signifikan dalam tradisi pemakaman Paus. Ia menjadi Paus pertama dalam lebih dari satu abad yang dimakamkan di luar Vatikan. Pilihan ini bukan hanya tentang tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga tentang warisan yang ingin ditinggalkan: warisan kerendahan hati, pelayanan, dan kedekatan dengan umat. Basilika Santa Maria Maggiore, dengan sejarahnya yang kaya dan makna spiritualnya yang mendalam, menjadi tempat yang tepat untuk menghormati warisan tersebut.
Dengan demikian, Basilika Santa Maria Maggiore bukan hanya menjadi tujuan wisata sejarah yang menarik, tetapi juga menjadi simbol iman dan spiritualitas yang akan terus menarik peziarah dan wisatawan dari seluruh dunia. Tempat ini akan menjadi pengingat abadi tentang Paus Fransiskus dan warisannya yang menginspirasi.