Rupiah Tertekan, Dolar AS Sentuh Level Tertinggi dalam Beberapa Tahun

Rupiah Melemah Diterjang Kekuatan Dolar AS

Nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), menembus level Rp 16.861 pada perdagangan hari ini. Pergerakan ini menandai penguatan signifikan bagi mata uang Paman Sam, sekaligus menimbulkan kekhawatiran di pasar keuangan Indonesia.

Menurut data terkini, dolar AS mengalami kenaikan sebesar 54,5 poin atau 0,32% terhadap rupiah. Penguatan ini memperpanjang tren positif dolar AS dalam beberapa waktu terakhir, yang dipicu oleh berbagai faktor ekonomi dan politik global.

Tidak hanya terhadap rupiah, dolar AS juga menunjukkan performa impresif terhadap mata uang negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik. Tercatat, dolar AS menguat terhadap:

  • Dolar Australia (naik 0,06%)
  • Dolar Singapura (naik 0,12%)
  • Won Korea Selatan (naik 0,29%)
  • Yuan China (naik 0,24%)

Kondisi ini mengindikasikan bahwa penguatan dolar AS merupakan fenomena yang meluas, bukan hanya terbatas pada pelemahan rupiah semata.

Ariston Tjendra, seorang pengamat pasar uang, menyoroti bahwa kekhawatiran pasar terhadap kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump menjadi salah satu faktor utama yang memicu penguatan dolar AS. Meskipun Trump telah memberikan sinyal relaksasi dan membuka peluang negosiasi, pasar masih mencermati potensi dampak kebijakan tarif terhadap prospek ekonomi global.

"Kelihatannya konsolidasi (dolar AS) terjadi lagi, pasar masih khawatir dengan masa depan ekonomi global karena kenaikan tarif Trump meskipun Trump sudah melakukan relaksasi dan membuka negosiasi," ujar Ariston.

Kekhawatiran ini beralasan, mengingat kebijakan tarif yang agresif dapat mengganggu rantai pasokan global, menghambat pertumbuhan ekonomi, dan memicu inflasi. Pasar keuangan cenderung merespons ketidakpastian seperti ini dengan mencari aset yang dianggap aman, seperti dolar AS.

Selain faktor eksternal, pelemahan rupiah juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal, seperti kinerja ekonomi domestik, kebijakan moneter Bank Indonesia, dan sentimen investor terhadap pasar keuangan Indonesia. Kombinasi antara faktor eksternal dan internal ini menciptakan tekanan yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah.

Ke depan, penting bagi pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengambil langkah-langkah strategis guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memitigasi dampak negatif dari penguatan dolar AS. Langkah-langkah tersebut dapat meliputi:

  • Koordinasi kebijakan fiskal dan moneter
  • Intervensi pasar valuta asing secara terukur
  • Mendorong investasi asing langsung (FDI)
  • Meningkatkan ekspor dan mengurangi impor

Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan rupiah dapat kembali stabil dan mampu menghadapi tekanan dari penguatan dolar AS.