Indonesia Optimis: Perjanjian Dagang dengan Uni Eropa Rampung Tahun Depan

Percepatan Perjanjian Dagang Indonesia-Uni Eropa Jadi Prioritas Pemerintah

Pemerintah Indonesia, melalui Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri, menyatakan komitmennya untuk menuntaskan perundingan perjanjian dagang komprehensif dengan Uni Eropa (I-EU CEPA) pada pertengahan tahun 2025. Penegasan ini disampaikan di tengah dinamika geopolitik global yang kompleks, yang menuntut strategi perdagangan yang adaptif dan proaktif.

Wamendag Roro, dalam seminar yang dihadiri delegasi Parlemen Eropa dan perwakilan Indonesian Youth Diplomacy, menekankan bahwa I-EU CEPA bukan sekadar perjanjian dagang, melainkan kemitraan strategis yang berlandaskan nilai-nilai kerja sama, pembangunan berkelanjutan, dan pertumbuhan bersama. Perjanjian ini dipandang sebagai instrumen penting untuk diversifikasi pasar ekspor Indonesia dan peningkatan ketahanan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Presiden terpilih Prabowo Subianto, menurut Wamendag, berkomitmen untuk melanjutkan negosiasi I-EU CEPA dengan pendekatan diplomasi, solidaritas regional, dan diversifikasi jangka panjang. Hal ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk memperluas akses pasar, meningkatkan daya saing produk dalam negeri, dan menciptakan lapangan kerja.

Indonesia menaruh harapan besar pada akses pasar Uni Eropa yang lebih luas bagi produk-produk unggulan seperti:

  • Minyak kelapa sawit
  • Alas kaki
  • Tekstil dan pakaian
  • Produk kayu
  • Kopi
  • Produk perikanan

Di sisi lain, Indonesia juga membuka diri untuk menjajaki potensi impor produk-produk dari Uni Eropa yang dapat mendukung pembangunan ekonomi nasional.

Namun, Wamendag Roro juga menyoroti perlunya mengatasi hambatan-hambatan perdagangan yang mungkin timbul dari kebijakan-kebijakan Uni Eropa, seperti:

  • Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR)
  • Mekanisme Penyesuaian Batas Karbon (CBAM)
  • Arahan Energi Terbarukan (RED) II
  • Peraturan Pengiriman Limbah UE (EUWSR)

Indonesia berharap adanya konsesi nyata terkait isu-isu ini agar perjanjian I-EU CEPA dapat memberikan manfaat yang optimal bagi kedua belah pihak.

Kathleen van Brempt, Vice President INTA, menegaskan pentingnya ketenangan dan kewaspadaan dalam menghadapi ketidakpastian perdagangan global. Ia mengapresiasi langkah-langkah yang telah diambil Indonesia dan Uni Eropa dalam menjalin kolaborasi yang konstruktif demi kepentingan bersama.

Dengan momentum politik yang ada, Indonesia optimis dapat memanfaatkan setiap peluang perdagangan yang muncul untuk mengamankan pertumbuhan ekonomi dan menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada di tengah dinamika geopolitik global.