Investasi Terancam: Gangguan Ormas Bayangi Pembangunan Pabrik BYD di Subang

Rencana pembangunan pabrik otomotif raksasa BYD di Subang, Jawa Barat, yang digadang-gadang akan menjadi yang terbesar di ASEAN, terancam oleh aksi premanisme dan gangguan dari organisasi masyarakat (ormas). Kekhawatiran ini mencuat setelah Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menerima laporan terkait masalah tersebut saat kunjungan kerja di Shenzhen, China.

Eddy Soeparno menyatakan keprihatinannya melalui akun Instagramnya, Minggu (20/4/2025), bahwa gangguan semacam ini dapat merusak iklim investasi di Indonesia. Ia menekankan pentingnya tindakan tegas dari pemerintah untuk mengatasi masalah premanisme dan ormas yang menghambat pembangunan. Jaminan keamanan, menurutnya, adalah faktor mendasar yang dipertimbangkan investor sebelum menanamkan modal di suatu negara.

BYD, perusahaan otomotif asal China, saat ini tengah membangun pabrik di atas lahan seluas 126 hektare di Subang. Proyek ini bukan hanya sekadar pabrik perakitan, tetapi juga direncanakan untuk memproduksi baterai dan kendaraan Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) premium. Investasi besar ini diharapkan dapat menyerap ribuan tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan daerah.

Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu, sependapat bahwa lingkungan usaha yang tidak kondusif akibat gangguan preman dan ormas dapat membuat investor ragu. Dampaknya tidak hanya kerugian finansial dalam jangka pendek, tetapi juga kehilangan peluang kerja dan pendapatan daerah dalam jangka panjang. Lebih jauh, reputasi Indonesia sebagai tujuan investasi yang menjanjikan, terutama dalam sektor strategis seperti industri kendaraan listrik (EV), juga ikut terancam.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa pabrik BYD di Subang memiliki potensi besar untuk meningkatkan kapasitas produksi otomotif nasional. Awalnya, pabrik ini ditargetkan untuk memproduksi 150.000 unit per tahun. Namun, dengan adanya pengembangan fasilitas baterai dan PHEV, kapasitas produksi diperkirakan akan meningkat signifikan. Penambahan kapasitas produksi ini juga akan berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja, dari 8.700 orang menjadi 18.814 orang. Pabrik ini dijadwalkan memulai produksi komersial pada awal 2026.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait pembangunan pabrik BYD di Subang:

  • Lokasi: Subang, Jawa Barat
  • Luas Lahan: 126 Hektare
  • Produksi: Kendaraan listrik (EV), baterai, Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV)
  • Kapasitas Awal: 150.000 unit per tahun
  • Penyerapan Tenaga Kerja: 18.814 orang
  • Target Produksi Komersial: Awal 2026

Gangguan ormas dan premanisme menjadi ancaman serius bagi kelancaran investasi ini. Pemerintah diharapkan dapat mengambil tindakan tegas untuk menjamin keamanan dan kepastian hukum bagi investor, sehingga proyek strategis ini dapat berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian Indonesia.