Ancaman Cacing Gelang Tak Hanya pada Manusia, Hewan pun Rentan Terinfeksi

Infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides), parasit yang menjadikan tubuh inang sebagai tempat berkembang biak, ternyata tidak hanya mengancam kesehatan manusia, tetapi juga hewan. Dokter hewan dari Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Boedi Setiawan, mengungkapkan bahwa infeksi cacing ini cukup umum ditemukan pada hewan, meskipun seringkali tidak disadari.

Gejala awal yang perlu diwaspadai pemilik hewan adalah penurunan nafsu makan dan perubahan konsistensi feses menjadi lebih cair atau diare. "Pemantauan feses penting. Feses yang sehat seharusnya padat. Jika feses berair dan hewan sulit makan, segera periksakan ke dokter hewan karena dikhawatirkan terinfeksi cacing," ujar Boedi Setiawan.

Cacing gelang masuk ke tubuh hewan melalui makanan yang tidak terjaga kebersihannya. Begitu masuk, cacing ini menetap di usus, menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi hewan, dan tumbuh hingga mencapai ukuran yang bervariasi, antara 40 sentimeter hingga dua meter. Bahkan, pada kasus ekstrem, cacing gelang dengan panjang 8 hingga 9 meter pernah ditemukan pada plasenta paus.

Dalam kondisi yang lebih parah, telur atau larva cacing dapat menetas dan menyebar ke organ tubuh lain melalui aliran darah. Larva ini dapat menyerang paru-paru atau jantung sebelum akhirnya kembali ke usus untuk melanjutkan pertumbuhannya. Cacing gelang mampu menghasilkan hingga 200 ekor cacing baru dalam kurun waktu dua hingga tiga bulan setelah menetas. Pada kasus yang sangat parah, cangkang telur atau larva cacing bahkan dapat ditemukan dalam feses hewan.

Boedi Setiawan menekankan bahwa cacing gelang akan terus hidup dan berkembang biak selama inangnya masih hidup jika tidak segera diobati. Tanpa penanganan yang tepat, hewan yang terinfeksi parah hanya mampu bertahan hidup selama satu hingga dua tahun. Pengobatan untuk infeksi cacing gelang pada hewan serupa dengan yang digunakan pada manusia, meskipun jenis obat yang diberikan disesuaikan dengan jenis hewannya. Untuk anjing dan kucing, dapat digunakan Combantrin Vet, sedangkan untuk hewan ternak seperti sapi, domba, dan babi, dapat digunakan Albendazole atau Fenbendazole.

Guna mencegah infeksi cacing gelang pada hewan, Boedi Setiawan merekomendasikan pemberian obat cacing secara rutin setiap tiga bulan sekali, menjaga sanitasi kandang secara teratur, dan memastikan kebersihan makanan hewan. Kebersihan kandang dan pembuangan kotoran secara teratur sangat penting untuk mencegah penyebaran cacing gelang. "Kotoran hewan harus dibersihkan setiap hari, jangan dibiarkan menumpuk karena dapat menjadi tempat berkembang biaknya cacing gelang," pungkasnya.

Sebagai tindakan preventif berikut beberapa hal yang dapat dilakukan:

  • Pemberian obat cacing secara rutin setiap tiga bulan sekali.
  • Sanitasi kandang secara teratur.
  • Memastikan kebersihan makanan hewan.
  • Membersihkan kotoran hewan setiap hari.