Kisah di Balik Layar Apollo 11: Kontribusi Tak Terduga Seorang Balita dalam Pembuatan Kode Pendaratan di Bulan

Dibalik keberhasilan misi Apollo 11 yang bersejarah, terdapat cerita menarik tentang peran seorang anak kecil berusia empat tahun dalam pengembangan perangkat lunak krusial. Margaret H. Hamilton, seorang tokoh kunci dalam proyek ini, bertanggung jawab atas penulisan kode sepanjang 145.000 baris yang memungkinkan pendaratan manusia di Bulan.

Pada tahun 1969, NASA menugaskan para programmer dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) untuk merancang perangkat lunak bagi misi Apollo 11. Mereka menciptakan Apollo Guidance Computer (AGC), sebuah sistem yang bertugas menerima dan mengirimkan perintah kepada para astronaut yang berada di Bulan. Tim MIT bahkan mengembangkan 'Special Assemble Language', sebuah bahasa pemrograman khusus yang dirancang agar mudah dipahami oleh komputer.

Margaret Hamilton, sebagai pemimpin proyek, mendedikasikan waktunya untuk memastikan kode tersebut bebas dari kesalahan. Ia seringkali membawa putrinya, Lauren, yang saat itu berusia empat tahun, ke laboratorium saat bekerja lembur di malam hari dan akhir pekan. Tanpa disangka, Lauren juga turut berperan dalam menyukseskan codingan tersebut. Suatu hari, saat bermain dengan unit tampilan dan papan ketik simulator perintah MIT, Lauren secara tidak sengaja menjalankan program pra-peluncuran PO1 saat simulator sedang dalam mode penerbangan. Akibatnya, sebuah pesan kesalahan muncul.

Kejadian ini membuat Hamilton berpikir, 'Bagaimana jika seorang astronaut melakukan hal yang sama?'. Meskipun awalnya beberapa anggota tim berpendapat bahwa astronaut yang terlatih tidak mungkin melakukan kesalahan tersebut, Hamilton tetap bersikeras untuk memperbaiki potensi masalah ini. Benar saja, kejadian serupa terjadi pada misi Apollo 8, di mana seorang astronaut secara tidak sengaja memilih PO1 selama penerbangan. Hamilton dan timnya kemudian menambahkan kode untuk mencegah terulangnya kesalahan tersebut. Mereka juga mencantumkan peringatan 'jangan pilih PO1 selama penerbangan' dalam dokumentasi program.

Momen krusial tiba pada tanggal 20 Juli 1969, ketika Apollo 11 dijadwalkan untuk mendarat di Bulan. Namun, tepat sebelum pendaratan, alarm peringatan berbunyi. Hal ini disebabkan oleh sakelar sistem Radar Rendezvous yang berada pada posisi yang salah, memicu alarm. Berkat kode yang dirancang oleh Margaret Hamilton, sistem dapat mengatasi kesalahan pengguna ini.

Hamilton merancang program Asynchronous yang memprioritaskan tugas-tugas penting dan menghentikan tugas-tugas yang kurang penting. Setiap tugas diberi prioritas unik. Ketika terjadi kelebihan beban, perangkat lunak hanya menjalankan tugas dengan prioritas tertinggi terlebih dahulu. Pendaratan menjadi prioritas utama, memberikan astronaut pilihan untuk 'mendarat atau tidak mendarat'. Tiga menit kemudian, Apollo 11 berhasil mendarat di Bulan, mencetak sejarah dengan pendaratan manusia pertama di permukaan bulan.

Kode misi Apollo 11 dinilai sangat sempurna sehingga tidak ditemukan bug dalam kode selama misi Apollo berikutnya. Atas prestasinya, NASA memberikan penghargaan kepada Hamilton pada tahun 2003. Ia juga menerima Presidential Medal of Freedom. Pada tahun 2016, Chris Garry, seorang pekerja magang di NASA, mengunggah kode tersebut di GitHub untuk memudahkan akses bagi mereka yang ingin mempelajari kode yang membawa manusia ke Bulan.

Daftar Tugas Prioritas dalam Program Asynchronous:

  • Pendaratan (Prioritas Tertinggi)
  • Tugas-tugas Esensial Lainnya
  • Tugas-tugas yang Kurang Penting (Dihentikan sementara saat terjadi kelebihan beban)