Pneumonia Bilateral: Ancaman Serius yang Merenggut Nyawa Paus Fransiskus
Kabar duka menyelimuti Vatikan dan umat Katolik di seluruh dunia. Pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus, menghembuskan napas terakhirnya pada Senin, 21 April 2025, pukul 07.55 pagi waktu setempat. Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Vatikan, mengumumkan berita duka ini, mengakhiri masa kepemimpinan Paus yang penuh warna dan kontroversial.
Kepergian Paus Fransiskus diakibatkan oleh pneumonia bilateral, sebuah penyakit paru-paru serius yang telah dideritanya sejak pertengahan Februari 2025. Diagnosis ini muncul setelah Paus mengalami masalah pernapasan yang signifikan. Pneumonia bilateral sendiri merupakan kondisi yang lebih kompleks dan berbahaya dibandingkan dengan pneumonia biasa, karena menyerang kedua paru-paru sekaligus.
Riwayat kesehatan Paus Fransiskus memang telah menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Semasa muda, ia pernah menderita radang selaput dada (pleuritis) yang mengharuskannya menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya di usia 21 tahun. Kondisi ini membuat Paus rentan terhadap masalah pernapasan di kemudian hari, dan pneumonia bilateral menjadi tantangan kesehatan yang sangat berat di usia senjanya.
Mengenal Pneumonia Bilateral
Pneumonia bilateral adalah infeksi paru-paru yang menyerang kedua paru-paru. Kondisi ini menyebabkan peradangan pada alveoli, kantung udara kecil di paru-paru, yang kemudian terisi dengan cairan atau nanah. Akibatnya, kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh menjadi terganggu.
Infeksi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk bakteri, virus, atau jamur. Pneumonia bilateral dianggap lebih berbahaya daripada pneumonia yang hanya menyerang satu paru-paru, karena dampaknya yang lebih luas terhadap fungsi pernapasan.
Mengapa Pneumonia Bilateral Sangat Berbahaya?
Beberapa faktor yang membuat pneumonia bilateral menjadi ancaman serius bagi kesehatan, di antaranya:
- Gangguan Pernapasan Parah: Infeksi pada kedua paru-paru menyebabkan tubuh kesulitan mendapatkan oksigen yang cukup, sehingga dapat menyebabkan gagal napas.
- Risiko Komplikasi Tinggi: Pneumonia bilateral meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti sepsis (keracunan darah), efusi pleura (penumpukan cairan di sekitar paru-paru), abses paru-paru (pembentukan kantong nanah di paru-paru), pleuritis (peradangan selaput paru-paru), dan kegagalan organ.
- Kematian: Pada kasus yang parah, pneumonia bilateral dapat menyebabkan kematian, terutama pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi, orang lanjut usia, atau penderita penyakit kronis seperti HIV/AIDS.
Komplikasi Pneumonia Bilateral Lebih Lanjut
Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai komplikasi yang dapat timbul akibat pneumonia bilateral:
- Sepsis (Keracunan Darah): Infeksi dari paru-paru dapat menyebar ke aliran darah, memicu peradangan sistemik yang dapat menyebabkan kerusakan organ dan kematian.
- Efusi Pleura: Penumpukan cairan di ruang antara paru-paru dan dinding dada dapat menekan paru-paru dan menyebabkan kesulitan bernapas.
- Abses Paru-paru: Pembentukan kantong nanah di paru-paru dapat memperburuk infeksi dan merusak jaringan paru-paru.
- Pleuritis: Peradangan pada lapisan antara paru-paru dan dinding dada menyebabkan nyeri dada yang tajam saat bernapas atau batuk.
- Kegagalan Organ: Kekurangan oksigen akibat pneumonia bilateral dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ vital seperti ginjal.
Kondisi kesehatan Paus Fransiskus yang telah menurun akibat usia dan riwayat penyakit paru-paru sebelumnya, membuatnya sangat rentan terhadap komplikasi pneumonia bilateral. Kepergiannya menjadi pengingat akan betapa seriusnya penyakit ini dan pentingnya pencegahan serta penanganan yang tepat.