Tragedi Bukit Paralayang: Warga Gunungkidul Berinisiatif Tingkatkan Keamanan Jalan Pasca Kecelakaan Maut

Upaya Preventif Warga Lokal Atasi Rawan Kecelakaan di Bukit Paralayang

Menyusul serangkaian kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa di jalur menuju Bukit Paralayang, Girijati, Purwosari, Gunungkidul, warga setempat berinisiatif memasang pembatas jalan dari ban bekas. Tindakan ini merupakan respons terhadap kondisi jalan yang dinilai ekstrem dan telah memakan dua korban jiwa dalam waktu singkat.

Agus Untoro, anggota Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, mengungkapkan bahwa dua kecelakaan fatal terjadi di lokasi yang sama, tepatnya di Padukuhan Parangrejo, jalur utama menuju Bukit Paralayang. Kecelakaan pertama terjadi pada malam hari, merenggut nyawa seorang pengendara sepeda motor. Selang beberapa hari, kejadian serupa menimpa seorang pengendara sepeda ontel di lokasi yang sama.

Kondisi Jalan yang Ekstrem Jadi Sorotan

Bukit Paralayang memang menjadi daya tarik wisata populer di Gunungkidul bagian barat. Namun, kondisi jalan yang berkelok tajam, menanjak curam, dan menurun terjal menjadi tantangan tersendiri bagi pengendara, terutama pada malam hari. Kondisi ini diperparah dengan minimnya penerangan jalan, meningkatkan risiko kecelakaan bagi pengendara yang kurang familiar dengan medan.

Inisiatif Pemasangan Ban Bekas

Sebagai upaya preventif, warga mulai memasang ban bekas di sepanjang jalan pada tanggal 21 April 2025. Ban-ban tersebut ditumpuk di tepi jalan, berfungsi sebagai dinding penahan yang diharapkan dapat mengurangi dampak fatal jika terjadi kecelakaan, seperti rem blong atau hilang kendali.

Heru Budi, seorang warga Girijati, menjelaskan bahwa jalur tempat terjadinya kecelakaan memiliki konfigurasi berbentuk huruf S yang memerlukan kewaspadaan ekstra. Banyak wisatawan yang belum mengenal medan, sehingga pemasangan ban bekas sebagai dinding penahan diharapkan dapat membantu mencegah kendaraan terperosok ke jurang.

Rangkaian Kecelakaan Maut

Kecelakaan pertama terjadi pada Rabu (9/4/2025) tengah malam di jalan Girijati–Giricahyo. Sepeda motor yang dikendarai Dede Febriansyah (26) bersama Erika Fitriani (20) terjatuh ke jurang sedalam 2 meter. Diduga, kondisi jalan yang menurun tajam dan gelap menyebabkan pengendara kehilangan kendali. Akibatnya, Dede meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara Erika mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit.

Kecelakaan kedua terjadi pada Jumat (18/4/2025) petang. Seorang remaja berinisial AS (17) terperosok di turunan dan belokan tajam saat mengendarai sepeda dari arah Giricahyo menuju Girijati. Kecelakaan ini kembali menyoroti perlunya peningkatan keamanan di jalur tersebut.

Inisiatif warga memasang pembatas jalan merupakan langkah positif dalam meningkatkan keselamatan di jalur rawan kecelakaan menuju Bukit Paralayang. Diharapkan, upaya ini dapat menekan angka kecelakaan dan memberikan rasa aman bagi para pengguna jalan, baik warga lokal maupun wisatawan.