Pembangunan Pabrik BYD di Subang Masuki Tahap Pembebasan Lahan, Target Produksi 2026

markdown Proyek pembangunan pabrik kendaraan listrik BYD di Subang, Jawa Barat, menunjukkan perkembangan signifikan. Dedi Mulyadi, mantan Gubernur Jawa Barat, menyampaikan bahwa saat ini, fokus utama adalah penyelesaian pembebasan lahan. Percepatan proses ini menjadi kunci agar pembangunan pabrik dapat berjalan sesuai rencana.

Menurut Dedi Mulyadi, pertemuan dengan berbagai pihak terkait akan segera diagendakan untuk membahas dan mempercepat proses pembebasan lahan tersebut. Langkah ini dianggap krusial untuk memastikan kelancaran pembangunan fasilitas produksi mobil listrik BYD.

Pabrik BYD ini berlokasi strategis di Fase 2 Subang Smartpolitan, sebuah kawasan industri yang terintegrasi dengan infrastruktur nasional. Lokasi ini memiliki aksesibilitas yang baik melalui Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di KM 89 yang saat ini masih dalam tahap pengembangan. Selain itu, kedekatan dengan Tol Akses Patimban, Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, dan Tol Trans Jawa, menjadikan Subang Smartpolitan sebagai lokasi yang ideal untuk investasi manufaktur.

Investasi yang digelontorkan BYD untuk pabrik ini mencapai Rp 11,7 triliun. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan bahwa pabrik BYD di Indonesia ini diproyeksikan menjadi fasilitas otomotif terbesar di ASEAN. Luas lahan awal yang dialokasikan adalah 108 hektare, namun kemudian diperluas menjadi 126 hektare.

Rencana pengembangan pabrik BYD tidak hanya terbatas pada produksi kendaraan listrik. Perusahaan juga berencana untuk mengembangkan fasilitas produksi baterai dan kendaraan Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) premium. Ekspansi ini akan meningkatkan kapasitas produksi secara signifikan, yang semula ditargetkan 150.000 unit per tahun. Penambahan kapasitas produksi ini juga akan berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja, dengan perkiraan peningkatan dari 8.700 menjadi 18.814 orang.

Targetnya, pabrik BYD di Subang ini akan memulai produksi komersial pada awal tahun 2026. Kehadiran pabrik ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri otomotif listrik di Indonesia dan berkontribusi pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan.