Tokyo Camii: Simbol Toleransi dan Pusat Kebudayaan Islam di Jepang
Tokyo Camii: Simbol Toleransi dan Pusat Kebudayaan Islam di Jepang
Berlokasi strategis di Distrik Shibuya, Tokyo, hanya lima menit dari Stasiun Yoyogi-Uehara, berdiri megah Tokyo Camii, masjid terbesar di Jepang. Bangunan megah bergaya arsitektur Ottoman-Turki ini, yang didirikan di atas lahan seluas 734 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 1.693 meter persegi, merupakan lebih dari sekadar tempat ibadah. Dibangun pada tahun 1938 oleh komunitas Tatar dari Kazan, Rusia, dan direnovasi pada tahun 2000, Tokyo Camii telah menjadi simbol penting bagi komunitas Muslim di Jepang sekaligus jembatan penghubung antara tradisi dan modernitas.
Masjid ini bukan hanya berperan sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan dan sosial yang inklusif. Sesuai dengan visi yang tertera di situs resmi mereka, Tokyo Camii membuka pintu bagi siapa pun, tanpa memandang latar belakang agama, untuk berkunjung dan mempelajari lebih lanjut tentang Islam. Hal ini mencerminkan komitmen masjid untuk mempromosikan pemahaman yang benar tentang Islam dan mempererat hubungan persahabatan antara Jepang dan Turki. Selama bulan Ramadhan, Tokyo Camii menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial, mulai dari buka puasa bersama, kajian, salat Tarawih, hingga tur bagi pengunjung yang ingin mempelajari lebih dalam tentang Islam, sejarah masjid, dan fasilitasnya.
Salah satu fasilitas yang unik dan menarik di Tokyo Camii adalah layanan Shahada, yang memfasilitasi proses pengucapan syahadat bagi mereka yang ingin memeluk agama Islam. Masjid ini juga memberikan sertifikat setelah seseorang mengucapkan syahadat di hadapan dua orang Muslim atau lebih. Selain itu, aula masjid yang luas juga digunakan untuk berbagai acara, seperti pernikahan dan kajian mingguan yang disampaikan dalam bahasa Jepang, semakin memperkuat peran masjid sebagai pusat komunitas.
Meskipun umat Muslim merupakan minoritas di Jepang – sekitar 48.000 orang atau 0,18% dari total populasi, menurut Konsul Jenderal Jepang di Medan, Takonai Susumu (Antara News, 5 Oktober 2024) – Tokyo Camii memiliki peran yang vital dalam kehidupan komunitas Muslim. Keberadaannya mencerminkan perkembangan Islam di Jepang yang signifikan. Jumlah masjid di Jepang telah meningkat drastis dari hanya tiga masjid sekitar tahun 1980 menjadi 133 masjid pada Maret 2024 (The Mainichi, 16 Juli 2024). Perkembangan ini menunjukkan meningkatnya kebutuhan akan tempat ibadah dan pusat komunitas bagi umat Muslim, sekaligus menandakan keberagaman agama yang hidup di Jepang.
Arsitektur Ottoman-Turki yang indah dan dekorasi unik di dalam Tokyo Camii, dipadukan dengan fungsinya sebagai pusat kebudayaan dan sosial yang inklusif, telah menjadikan masjid ini sebagai contoh nyata toleransi dan harmoni antarumat beragama di Jepang. Tokyo Camii bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga sebuah simbol yang kuat akan keberagaman dan persatuan dalam masyarakat Jepang yang modern.
Sumber: Tokyo Camii (https://tokyocamii.org/history/), Antara (https://www.antaranews.com/berita/4378138/konjen-jepang-paparkan-perkembangan-islam-di-jepang), The Mainichi (https://mainichi.jp/english/articles/20240712/p2a/00m/0na/016000c)