BYD Indonesia Fokus pada Pembangunan Pabrik di Tengah Isu Gangguan Ormas
Pihak BYD Indonesia memberikan tanggapan terkait pemberitaan mengenai dugaan gangguan dari organisasi masyarakat (ormas) terhadap proses pembangunan pabrik mereka di Subang, Jawa Barat.
Kabar ini mencuat setelah Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menyampaikan pengalamannya usai mengunjungi pabrik BYD di Shenzhen, China. Beliau menekankan pentingnya pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap segala bentuk premanisme yang dapat menghambat investasi di Indonesia. Eddy Soeparno juga mengunggah pernyataan tersebut dalam akun Instagram pribadinya.
Menanggapi hal ini, Head of Marketing, PR & Government BYD Indonesia, Luther Pandjaitan, menyatakan bahwa saat ini seluruh proses persiapan dan pembangunan pabrik berjalan sesuai rencana. Ia menekankan fokus perusahaan adalah menyelesaikan pembangunan sesuai dengan komitmen yang telah dibuat dengan pemerintah. Luther Pandjaitan tidak memberikan komentar lebih lanjut mengenai isu gangguan ormas yang beredar.
BYD berencana menjadikan pabriknya di Indonesia sebagai salah satu fasilitas produksi otomotif terbesar di ASEAN. Saat ini, luas lahan pabrik mencapai 108 hektare dan akan diperluas menjadi 126 hektare dengan investasi mencapai Rp 11,7 triliun. Targetnya, pabrik ini akan memulai produksi komersial pada awal 2026. Liu Xueliang, General Manager BYD Asia-Pacific, sebelumnya menyampaikan bahwa pembangunan pabrik di Indonesia diharapkan menjadi salah satu yang tercepat, dan mengharapkan dukungan pemerintah untuk mencapai target tersebut.
Selain memproduksi kendaraan listrik, BYD Indonesia juga berencana untuk mengembangkan fasilitas produksi baterai dan kendaraan Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) premium. Penambahan kapasitas produksi ini diperkirakan akan meningkatkan jumlah tenaga kerja dari 8.700 menjadi 18.814 orang.