Gelombang Keracunan Meluas, Belasan Siswa SMP di Cianjur Alami Gejala Serupa Usai Santap Program Makan Bergizi Gratis
Kabupaten Cianjur kembali dihadapkan pada permasalahan kesehatan serius. Setelah puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur dilaporkan mengalami gejala keracunan, kini belasan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dilaporkan mengalami keluhan serupa.
Diduga kuat, keracunan ini berkaitan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah berjalan. RSUD Sayang Cianjur kini menjadi pusat penanganan medis bagi para korban. Humas RSUD Sayang Cianjur, Raya Sandi, mengkonfirmasi kedatangan 15 pasien baru yang diduga mengalami keracunan pada hari Selasa (22/4/2025).
"Dari 15 pasien tersebut, 14 di antaranya adalah siswa SMP PGRI yang terdiri dari 9 siswi dan 5 siswa," ungkap Raya. "Satu pasien lainnya adalah siswa MAN yang sebelumnya juga telah mendapatkan perawatan."
Raya menjelaskan bahwa gejala yang dialami para pasien baru ini identik dengan kasus sebelumnya, yaitu pusing, mual, muntah, dan diare. Pihak rumah sakit saat ini tengah melakukan observasi intensif terhadap para pasien untuk menentukan langkah penanganan medis yang tepat.
"Kami akan memberikan pelayanan dan penanganan medis yang terbaik bagi seluruh pasien," tegas Raya. Sebelumnya, 35 pasien yang mengalami gejala serupa telah diperbolehkan pulang setelah kondisi mereka membaik. Namun, dengan adanya tambahan kasus baru, total pasien yang ditangani RSUD Sayang Cianjur akibat dugaan keracunan makanan ini mencapai 50 orang.
Kasus ini bermula ketika puluhan siswa MAN 1 Cianjur mengeluhkan gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan yang disediakan dalam program MBG pada hari Senin (21/4/2025). Mereka mengalami pusing, mual, dan muntah sehingga memerlukan perawatan medis intensif. Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab pasti keracunan dan memastikan keamanan program MBG ke depannya.
Tim kesehatan terus berupaya untuk menstabilkan kondisi para pasien dan mencegah penyebaran kasus keracunan lebih lanjut. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang. Pemerintah daerah juga diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang komprehensif untuk mengatasi masalah ini.