Kontroversi Menhan AS: Trump Pasang Badan di Tengah Skandal Penggunaan Grup Chat Signal

Trump Bela Menhan AS di Tengah Skandal Grup Chat Signal

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menunjukkan dukungannya kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Pete Hegseth, di tengah kontroversi yang melibatkan penggunaan aplikasi pesan terenkripsi Signal. Dukungan ini muncul setelah laporan mengenai Hegseth yang diduga menggunakan grup chat Signal untuk membahas serangan militer AS di Yaman dengan pihak-pihak yang tidak seharusnya terlibat.

"Dia melakukan pekerjaan yang hebat," tegas Trump, menepis laporan tersebut sebagai berita palsu. Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap laporan media yang menyebutkan bahwa Hegseth membahas detail serangan udara terhadap kelompok Houthi di Yaman melalui Signal. Diskusi ini melibatkan individu di luar lingkaran pejabat yang berwenang, dan terjadi beberapa minggu setelah terungkap bahwa Hegseth secara tidak sengaja membagikan informasi sensitif tentang serangan yang sama dalam grup chat Signal lainnya, yang juga melibatkan seorang jurnalis.

Skandal ini menambah daftar masalah yang dihadapi Hegseth, mantan pembawa acara Fox News yang ditunjuk oleh Trump. Penunjukan Hegseth sendiri telah menimbulkan pertanyaan, mengingat minimnya pengalaman militer tingkat tinggi dan latar belakang dalam memimpin organisasi besar. Terlepas dari kritik yang ada, Hegseth menolak untuk mundur dan menyalahkan media atas pemberitaan tersebut.

"Inilah yang dilakukan media. Mereka mengambil sumber anonim dari mantan karyawan yang tidak puas, lalu mereka mencoba mencabik-cabik orang dan merusak reputasi mereka," ujar Hegseth di Gedung Putih, membela diri.

Namun, seruan untuk pengunduran diri Hegseth semakin kencang dari kalangan politisi Partai Demokrat. Anggota DPR, Jim McGovern, menyebut Hegseth sebagai "bencana keamanan nasional yang berjalan dan harus mengundurkan diri atau dipecat." Senator Mark Warner, Andy Kim, dan Elissa Slotkin juga turut menyuarakan tuntutan serupa. Slotkin bahkan mendesak Hegseth untuk "mengakui bahwa dia mengganggu misi militer, dan mengundurkan diri" jika ia benar-benar peduli dengan lembaga yang dipimpinnya.

Ketua Komite Nasional Demokrat, Ken Martin, juga mengecam Hegseth sebagai "aib" dan mendesak agar ia mengundurkan diri atau dipecat oleh Presiden Trump. Situasi ini semakin memperburuk tekanan terhadap Hegseth dan pemerintahan Trump, di tengah pertanyaan mengenai standar keamanan informasi di tingkat tinggi pemerintahan dan etika komunikasi pejabat publik.