Meninggalnya Paus Fransiskus Picu Gelombang Pencarian di Dunia Maya: Siapa Kandidat Penerusnya?

Kabar duka wafatnya Paus Fransiskus telah menyebar luas dan memicu reaksi global, khususnya di platform media sosial. Ungkapan belasungkawa terus mengalir dari berbagai penjuru dunia, seiring dengan munculnya pertanyaan mendesak mengenai siapa yang akan meneruskan kepemimpinan tertinggi Gereja Katolik.

Lonjakan signifikan dalam pencarian daring terkait Paus Fransiskus tercatat di Google Trends. Data menunjukkan peningkatan lebih dari 1.000 persen untuk kata kunci "Paus Fransiskus" dalam periode 24 jam terakhir, dengan total volume pencarian melampaui 200 ribu pada pukul 11.08 WIB, Senin, 21 April 2025. Fenomena ini mencerminkan besarnya perhatian dan rasa ingin tahu publik terhadap situasi terkini di Vatikan.

Selain kata kunci utama, beberapa istilah lain juga mengalami peningkatan pencarian yang signifikan, antara lain: "Paus Fransiskus meninggal dunia", "siapa pengganti Paus Fransiskus", "paus meninggal hari ini", dan "Pietro Parolin". Ketertarikan publik pada nama Pietro Parolin mengindikasikan spekulasi mengenai peran dan posisinya dalam suksesi kepemimpinan.

Fokus utama pencarian daring tertuju pada identifikasi calon pengganti Paus Fransiskus. Beberapa nama telah muncul sebagai kandidat potensial untuk menduduki kursi kepausan. Berikut adalah beberapa tokoh yang santer disebut sebagai calon penerus:

  • Luis Antonio Tagle: Kardinal asal Filipina ini dikenal dengan julukan "Fransiskus dari Asia". Sosoknya populer di kalangan progresif dalam Gereja Katolik. Usianya saat ini 67 tahun.
  • Peter Turkson: Kardinal asal Ghana ini dikenal sebagai penasihat dekat Paus Fransiskus, terutama dalam isu-isu krusial seperti perubahan iklim dan keadilan sosial.
  • Peter Erdo: Kardinal dari Hungaria yang menjabat sebagai Uskup Agung Esztergom-Budapest. Ia dianggap sebagai kandidat kuat dari kalangan konservatif Gereja dan memiliki keahlian dalam hukum kanon.
  • Pietro Parolin: Sekretaris Negara Vatikan ini disebut-sebut sebagai kandidat terkuat. Perannya sebagai perdana menteri de facto Vatikan dan keterlibatannya dalam mediasi konflik internasional, seperti yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, meningkatkan profilnya sebagai calon pemimpin potensial.