Kementerian Pertanian Bergerak Atasi Lonjakan Harga Kelapa: Inspeksi Produksi hingga Peremajaan Pohon

Kenaikan harga kelapa yang signifikan di pasaran mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengambil langkah-langkah strategis. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan akan segera melakukan inspeksi terhadap produksi kelapa di tingkat petani dan pemasok.

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap laporan kenaikan harga kelapa yang mencapai hingga Rp 25.000 per butir. Pihak Kementan berupaya mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kenaikan harga, apakah disebabkan oleh berkurangnya pasokan atau faktor lainnya.

"Kita harus cek dari sisi produksi. Apakah pohon kelapanya sudah tua dan mempengaruhi produksi? Ini yang akan kita evaluasi," ujar Sudaryono di Jakarta, baru-baru ini.

Fokus utama Kementan saat ini adalah pada penyediaan bibit unggul dan peremajaan pohon kelapa. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kelapa secara nasional, mengingat kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki permintaan tinggi, baik di pasar domestik maupun internasional.

  • Fokus Kementan:
    • Penyediaan bibit unggul
    • Peremajaan pohon kelapa

Menurut Sudaryono, peremajaan pohon kelapa menjadi program prioritas Kementan. Pohon kelapa yang sudah tua cenderung menghasilkan buah yang lebih sedikit dan berkualitas kurang baik. Dengan peremajaan, diharapkan produksi kelapa dapat meningkat secara signifikan.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan bahwa tingginya permintaan ekspor menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan harga kelapa. Untuk mengatasi hal ini, Kementan berupaya mempercepat program penanaman kelapa, sehingga produksi dalam negeri dapat ditingkatkan dan memenuhi kebutuhan pasar.

Kementan juga akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk petani, pedagang, dan eksportir, untuk mencari solusi yang komprehensif dalam mengatasi masalah harga kelapa ini. Pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga kelapa agar tetap terjangkau oleh masyarakat dan menguntungkan bagi petani.