Vatikan Berduka: Paus Fransiskus Meninggal Dunia Sehari Setelah Paskah

Kesedihan Mendalam Melanda Vatikan: Paus Fransiskus Wafat Mendadak

Kabar duka menyelimuti Vatikan, kota yang baru saja merayakan sukacita Paskah. Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia, dikabarkan meninggal dunia secara mendadak, hanya sehari setelah memimpin perayaan Paskah dan menyapa ribuan umat dengan penuh sukacita. Kepergiannya yang tak terduga ini mengubah suasana meriah Pekan Suci menjadi lautan duka, terutama di sekitar Basilika Santo Petrus.

Kabar ini mengejutkan banyak peziarah dan wisatawan yang masih berada di Vatikan setelah perayaan Paskah. Sehari sebelumnya, Paus Fransiskus tampak sehat dan bersemangat saat menyapa umat dari mobil terbuka, disambut dengan sorak sorai "Viva il Papa!". Namun, kabar duka ini datang bagai petir di siang bolong, meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi mereka yang hadir.

Seorang imam pensiunan asal Amerika Serikat, Pendeta Bachai, mengungkapkan kesedihannya yang mendalam atas kepergian Paus Fransiskus. "Baru kemarin kami melihat beliau, tampak sehat dan penuh semangat. Kabar ini seperti pukulan mendadak. Saya sangat terkejut dan sedih," ujarnya.

Rasa duka juga dirasakan oleh Ida Marie, seorang peziarah asal Denmark. Ia menyaksikan langsung Paus Fransiskus melambaikan tangan pada Hari Paskah, namun keesokan harinya mendengar kabar duka tersebut. "Kami baru saja melihat beliau kemarin, tersenyum dan melambaikan tangan kepada kami. Mendengar kabar ini pagi ini sangat mengejutkan. Kami merasa perlu kembali ke sini, sekadar untuk memberikan penghormatan terakhir," kata Marie.

Sue Rak, seorang wisatawan asal Ghana, mengungkapkan keyakinannya bahwa Paus Fransiskus telah siap untuk kembali ke rumah Tuhan. "Beliau adalah sosok yang peduli pada mereka yang lemah. Semoga beliau tenang di sisi Tuhan. Dunia telah kehilangan seseorang yang sangat baik," tuturnya.

Suasana di sekitar Basilika Santo Petrus berubah drastis setelah kabar duka menyebar. Suara riuh rendah berganti dengan keheningan. Lonceng gereja berdentang perlahan, mengiringi orang-orang yang berdiri dalam diam, berbagi rasa duka yang mendalam.

"Kami baru saja melihat mobil beliau lewat kemarin... dan sekarang mendengar bahwa beliau telah tiada. Sulit dipercaya," ujar Letizia Bartocci, seorang pegawai toko perhiasan di dekat alun-alun.

Suster Alicia Rios dari Meksiko mengungkapkan bahwa kepergian Paus Fransiskus adalah kehilangan yang menyakitkan, namun juga membawa ketenangan. "Saya bersyukur bisa datang ke sini, berdoa untuk jiwanya, dan berterima kasih atas semua yang telah beliau lakukan. Meski sedih, saya juga merasa lega karena beliau terbebas dari penderitaan," ujarnya. Ia berharap semakin banyak orang mendoakan dan menghargai warisan kebaikan yang ditinggalkan oleh Paus Fransiskus.

Emanuela Tinari, seorang warga Roma yang datang bersama pasangannya, menyampaikan rasa kehilangan dengan suara bergetar. "Paus Fransiskus bukan hanya seorang pemimpin gereja, beliau membuat banyak orang merasa lebih dekat dengan Tuhan," ucapnya.

Frank Lavis Tourneta, seorang wisatawan asal Pulau Corsica, merasa bahwa kehadirannya di Roma saat kabar duka ini muncul adalah pengalaman spiritual yang tak akan terlupakan. "Melihat Roma dan mendengar kabar wafatnya Paus hari ini terasa seperti mendapat tanda dari surga. Saya yakin ini adalah momen yang penuh makna bagi iman kita," katanya.