Jakarta Siaga Peningkatan Kasus DBD: Puncak Diperkirakan Akhir April

Jakarta, sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia, tengah bersiap menghadapi potensi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama menjelang perkiraan puncak kasus yang diprediksi terjadi pada akhir April.

Kenaikan kasus DBD ini menjadi perhatian serius, mengingat dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan, khususnya bagi kelompok rentan seperti anak-anak. Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya antisipasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait pencegahan DBD.

Faktor-faktor yang memicu peningkatan kasus DBD:

  • Perubahan Iklim dan Cuaca: Kondisi cuaca yang tidak menentu, termasuk curah hujan tinggi dan kelembaban udara yang meningkat, menciptakan lingkungan ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, vektor utama pembawa virus dengue.
  • Perilaku Masyarakat: Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk (PSN) menjadi faktor signifikan. Aktivitas di luar rumah, terutama pada jam-jam aktif nyamuk (pagi dan sore), meningkatkan risiko gigitan nyamuk.
  • Peningkatan Pemeriksaan Kesehatan: Pasca pandemi Covid-19, masyarakat cenderung lebih peduli terhadap kesehatan dan melakukan pemeriksaan lebih rutin. Hal ini menyebabkan lebih banyak kasus DBD terdeteksi, terutama melalui pemeriksaan trombosit saat penapisan infeksi pernapasan dan pencernaan.
  • Potensi Mutasi Virus Dengue: Kemungkinan adanya mutasi virus dengue menjadi perhatian. Pada orang dewasa yang biasanya mengalami gejala ringan, kini dapat menunjukkan gejala sedang hingga berat.

Untuk menekan angka kasus dan kematian akibat DBD, Pemprov DKI Jakarta menggalakkan program "1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J)". Program ini mengajak setiap rumah tangga menunjuk satu anggota keluarga sebagai kader jumantik yang bertugas memeriksa dan memberantas jentik nyamuk secara rutin.

Upaya pencegahan DBD yang dapat dilakukan masyarakat:

  • Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus:
    • Menguras tempat penampungan air secara rutin.
    • Menutup rapat tempat penampungan air.
    • Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
    • Plus: Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada tempat penampungan air yang sulit dikuras, menggunakan kelambu saat tidur, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan menghindari menggantung pakaian di dalam rumah.
  • Menjaga Kebersihan Lingkungan: Membersihkan lingkungan sekitar rumah dari sampah dan genangan air.
  • Menggunakan Lotion Anti Nyamuk: Menggunakan lotion anti nyamuk saat beraktivitas di luar rumah, terutama pada jam-jam aktif nyamuk.
  • Memeriksakan Diri ke Dokter: Segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala DBD seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta ruam kulit.

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan berperan aktif dalam upaya pencegahan DBD. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan angka kasus DBD di Jakarta dapat ditekan dan kesehatan masyarakat dapat terlindungi.