Perempuan Tangguh Mendobrak Dominasi Pria di Industri Pertambangan: Kisah Inspiratif dari Sumatera Utara
Perempuan Tangguh di Balik Industri Tambang yang Maskulin
Dunia pertambangan, yang identik dengan kegiatan maskulin, ternyata menyimpan kisah inspiratif tentang perempuan-perempuan tangguh yang mampu menembus batasan gender. Di tengah hiruk pikuk mesin tambang dan dominasi pekerja laki-laki, Sarpita Tiurma Gabe dan Siti Khodijah membuktikan bahwa perempuan juga mampu berkontribusi dan bersinar di industri ini.
Sarpita, seorang operator manhauler di Tambang Emas Martabe, Sumatera Utara, memulai perjalanannya pada tahun 2013. Meninggalkan bangku kuliah demi membantu keluarga, Sarpita menghadapi tantangan besar karena minimnya pengalaman mengemudikan kendaraan besar. Namun, dengan keberanian dan tekad yang kuat, ia berhasil melewati serangkaian pelatihan dan membuktikan kemampuannya mengendalikan manhauler, kendaraan berukuran raksasa yang biasa digunakan untuk mengangkut karyawan di area pertambangan.
"Saya suka tantangan. Mengendarai kendaraan besar itu keren. Saya ingin menunjukkan bahwa perempuan juga bisa," ungkap Sarpita, yang kini menjadi inspirasi bagi perempuan lain di industri pertambangan.
Berbeda dengan Sarpita yang bergelut langsung di lapangan, Siti Khodijah memilih jalur lain. Sebagai lulusan teknik pertambangan eksplorasi, Siti fokus pada data dan strategi. Ia menjadi bagian penting dari Tim Support Departemen Eksplorasi PT Agincourt Resources (PTAR), dengan tugas mengelola flying camp di area terpencil, jauh dari fasilitas modern.
Tugas Siti tidak hanya sebatas teknis, tetapi juga melibatkan interaksi dengan masyarakat, pengurusan izin, penyusunan anggaran, pengelolaan logistik, dan membangun kepercayaan. Kemampuan komunikasinya yang baik dan pendekatan yang empatik membantunya mengatasi berbagai tantangan, termasuk penolakan dari masyarakat lokal.
"Saya kosongkan dulu gelas saya. Saya dengarkan mereka lebih dulu, baru saya bicara," jelas Siti, menekankan pentingnya dialog dalam menyelesaikan konflik.
Adaptasi dan Kesetaraan Gender
Sarpita dan Siti sepakat bahwa adaptasi adalah kunci untuk sukses di industri pertambangan yang didominasi laki-laki. Selain itu, dukungan dari perusahaan dan kesetaraan gender juga menjadi faktor penting. PTAR, tempat mereka bekerja, menerapkan kebijakan keberagaman gender secara serius, mulai dari pelatihan berjenjang hingga penyediaan fasilitas yang mendukung kebutuhan perempuan, seperti ruang laktasi dan cuti bersalin yang lebih panjang dari standar pemerintah.
"Di perusahaan ini tidak ada kecemburuan sosial dan tidak ada yang dibeda-bedakan," kata Sarpita, menekankan pentingnya kerja sama dan saling membantu.
PTAR juga memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang gender, memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang dan menerima gaji yang setara untuk pekerjaan dengan tanggung jawab yang sama.
"Kebijakan itu bukan hanya soal hak perempuan, tapi soal bagaimana menciptakan tempat kerja yang sehat dan adil untuk semua," tegas Siti.
Kisah Sarpita dan Siti adalah bukti nyata bahwa dunia tambang kini semakin terbuka bagi perempuan. Mereka tidak hanya mengubah persepsi tentang peran gender di industri ini, tetapi juga menghadirkan perspektif baru yang memperkuat kolaborasi, keselamatan, dan inovasi.