Empal Gentong 'Dudu Musuh': Legenda Rasa Cirebon yang Tak Lekang Dimakan Waktu

Di jantung Kota Cirebon, tepatnya di depan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4, sebuah gerobak sederhana menyimpan warisan kuliner yang telah melintasi tiga generasi. Empal Gentong 'Dudu Musuh', sebuah nama unik yang melekat pada cita rasa autentik Cirebon, menawarkan pengalaman bersantap yang tak terlupakan dengan harga yang bersahabat.

Wawan (53), generasi penerus yang kini memegang kendali 'Dudu Musuh', menyambut setiap pelanggan dengan senyum ramah. Tangannya cekatan meracik seporsi empal gentong, hidangan berkuah kaya rempah yang menjadi ikon kuliner Cirebon. Nama 'Dudu Musuh', yang dalam bahasa Jawa berarti 'bukan musuh', ternyata memiliki cerita sederhana di baliknya. Wawan mengaku terinspirasi dari tulisan yang dilihatnya di bagian belakang sebuah bus. Tanpa makna khusus, nama itu dirasa cocok dan membawa keberuntungan bagi usahanya.

Empal gentong sendiri merupakan hidangan yang sarat akan tradisi. Proses memasaknya masih menggunakan gentong tanah liat dan kayu bakar, memberikan aroma dan cita rasa khas yang sulit ditandingi. Rahasia kelezatannya terletak pada racikan puluhan rempah-rempah Nusantara yang digunakan. Wawan mengungkapkan bahwa sekitar 30 jenis rempah, termasuk klabet, jahe, laos, sereh, salam, ketumbar, kunyit, dan pala, menjadi kunci utama dalam menciptakan cita rasa empal gentong yang otentik.

Isian empal gentong 'Dudu Musuh' terdiri dari potongan daging sapi pilihan dan jeroan segar yang didatangkan langsung dari Desa Battembat, sebuah desa yang dikenal sebagai sentra penjagalan hewan di Cirebon. Kombinasi daging yang empuk dan jeroan yang kenyal, berpadu dengan kuah rempah yang gurih dan pedas, menciptakan sensasi rasa yang memanjakan lidah. Bagi pecinta pedas, tersedia sambal yang dapat ditambahkan sesuai selera.

Perjalanan Wawan dalam dunia kuliner merupakan warisan keluarga yang telah diukir sejak lama. Sebelum meneruskan usaha 'Dudu Musuh' pada tahun 2006, Wawan sempat membantu kedua orang tuanya yang juga berjualan empal. Bahkan, jauh sebelum itu, pada tahun 1960-an, neneknya telah lebih dulu menjajakan empal asem, varian empal dengan rasa yang lebih segar. Perbedaan utama antara empal gentong dan empal asem terletak pada penggunaan kunyit, yang menjadi ciri khas empal gentong.

Harga seporsi empal gentong 'Dudu Musuh' sangat terjangkau, hanya Rp 15.000 sudah termasuk nasi. Dengan harga yang ramah di kantong, tak heran jika Wawan mampu menjual hingga 200 porsi setiap harinya, tergantung pada ramainya pembeli. Ia mulai berjualan setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, setia melayani pelanggan di depan MAN 4 Kota Cirebon, Jalan Pelandakan, Karyamulya, Kecamatan Kesambi.