Aksi Protes Berujung Petaka: Wanita di Batam Tertimbun Tanah Saat Demo Tolak Penggusuran
Protes Penggusuran di Batam Berujung Insiden Penimbunan
Sebuah insiden mengejutkan terjadi di kawasan Teluk Bakau Kolam, Batu Besar, Nongsa, Batam, di mana seorang wanita menjadi korban penimbunan tanah saat melakukan aksi protes terhadap penggusuran lahan. Video kejadian ini viral dan memicu perhatian publik.
Nur Simbolon (41), warga setempat, nekat menghadang truk pengangkut tanah sebagai bentuk protes terhadap aktivitas perusahaan yang hendak menimbun sumur-sumur yang menjadi sumber air bagi warga. Aksi heroiknya ini justru berujung nahas. Alih-alih diindahkan, para pekerja perusahaan tetap melanjutkan aktivitasnya dan menimbun Nur dengan tanah hingga sebatas pinggang.
"Mati, mati, mati, udah mati orang," teriak seorang perekam video, menggambarkan kepanikan saat melihat Nur tertimbun.
Nur mengungkapkan bahwa para pekerja perusahaan dengan sengaja membawa beberapa truk bermuatan tanah untuk menutup dua sumur yang kerap digunakan warga. Tindakannya menghalangi para pekerja justru dibalas dengan tindakan yang membahayakan nyawanya. Saat dirinya tertimbun tanah, para pekerja lain hanya berdiri menyaksikan.
Akibat kejadian ini, Nur mengalami nyeri di bagian pinggang akibat tertimbun tanah dan bebatuan. "Mereka sengaja, mobil disuruh mundur dan menurunkan muatannya. Saya tertimbun, mereka diam saja," ujarnya.
Konflik Penggusuran Teluk Bakau Berlangsung Lama
Lia Purba (41), warga lainnya, mengungkapkan bahwa konflik antara warga dan pengembang telah berlangsung selama tiga tahun terakhir. Warga mengklaim memiliki surat perjanjian yang melarang segala aktivitas di lahan tersebut, sesuai dengan hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD Batam. Warga yang masih bertahan merasa bahwa rencana relokasi tidak transparan.
Warga kecewa dengan pihak kepolisian sehingga memutuskan untuk tidak melaporkan insiden penimbunan ini. "Pengembang tidak terbuka, dan negosiasi dengan warga tidak dilakukan bersamaan. Karena kami tidak pernah ditanggapi, jadi malas mau buat laporan, kami sudah buat laporan," jelasnya.
Polisi Terima Laporan Penganiayaan Pekerja
Kapolresta Barelang, Kombes Zaenal Arifin, membenarkan adanya keributan di Teluk Bakau, tetapi menyatakan belum menerima laporan terkait penimbunan warga. Namun, polisi telah menerima laporan penganiayaan terhadap lima pekerja pematangan lahan yang terjadi pada Minggu (20/4/2025), sehari setelah insiden penimbunan. Kelima korban saat ini dirawat di Rumah Sakit Soedarsono Kabil.
"Kita belum terima laporan warga, namun korban pengeroyokan yang dirawat di RS Soedarsono sudah diterima laporannya. Saat ini masih ditindaklanjuti," jelasnya.
Saat ditanya mengenai keterkaitan antara kedua peristiwa ini, Kombes Zaenal belum dapat memastikannya dan menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung.
"Kami belum bisa jawab sekarang, apakah ini satu rangkaian atau sendiri-sendiri," ujarnya.