Bandara Kertajati Bertransformasi: Pusat Pemeliharaan Pesawat dan Taman Dirgantara
markdown Bandara Internasional Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, tengah bersiap memasuki era baru dengan pengembangan fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) atau bengkel pesawat, serta pembangunan Aerospace Park. Inisiatif ini menandai langkah strategis untuk menjadikan bandara tersebut sebagai pusat industri kedirgantaraan yang terintegrasi dan berdaya saing global.
Pengembangan Aerospace Park di Kertajati merupakan wujud nyata dari kolaborasi antara PT GMF AeroAsia, PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB), dan Kementerian PPN/Bappenas. Menteri Perhubungan, menyampaikan bahwa lokasi strategis dan potensi industri yang besar menjadikan Kertajati sebagai tempat yang ideal untuk pengembangan MRO dan Aerospace Park. Langkah ini diharapkan dapat memacu kemandirian teknis dan meningkatkan daya saing industri penerbangan nasional.
Pemerintah berencana mengembangkan Kertajati Aircraft Maintenance Center (KAMC) seluas 84,2 hektare sebagai bagian integral dari kawasan Kertajati Aerocity yang luasnya mencapai 3.480 hektare. Kehadiran fasilitas ini akan memungkinkan Indonesia memiliki pusat perawatan pesawat yang komprehensif, sehingga dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi industri penerbangan secara keseluruhan. Mengingat saat ini sekitar 46% pesawat nasional masih menjalani perawatan di luar negeri, pengembangan MRO di Kertajati diharapkan dapat memangkas ketergantungan tersebut.
Menteri Perhubungan menekankan bahwa pengembangan ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, melainkan juga langkah strategis menuju transformasi industri penerbangan yang mandiri dan berkelanjutan. Kementerian Perhubungan berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh, termasuk dalam hal konektivitas transportasi dan penyelarasan kebijakan lintas sektor.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menambahkan bahwa kolaborasi ini akan memajukan Bandara Kertajati menjadi bandara berkelas internasional dengan ekosistem industri kedirgantaraan yang kuat. Hal ini akan memperkuat kontribusi industri penerbangan Indonesia di kancah global.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menjelaskan bahwa proyek ini tidak hanya bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan bandara, tetapi juga untuk membangun kemandirian industri dirgantara nasional, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta berkelanjutan.
Kawasan Kertajati Aerocity akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, termasuk terminal penumpang, kawasan komersial, e-commerce hub, dan konektivitas antarmoda. Proyek ini diharapkan dapat menarik investor global dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat dan Indonesia secara umum.
Nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani mencakup penyusunan rencana induk untuk pengembangan fasilitas MRO, pendampingan dalam menjalankan model bisnis kemitraan yang inovatif, koordinasi untuk mempercepat persiapan Kawasan Ekonomi Khusus, pengembangan konektivitas udara, serta pemetaan regulasi dan kajian awal untuk mendukung kebijakan fiskal dan nonfiskal.