Kontroversi Pengobatan Tradisional di Gorontalo: Ritual Mandi Cabai dan Penggundulan Rambut Gegerkan Warga
Praktik Pengobatan Kontroversial Gegerkan Gorontalo
Sebuah praktik pengobatan tradisional yang tidak lazim telah menggemparkan warga Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. Video yang beredar luas menunjukkan seorang wanita melakukan serangkaian ritual pengobatan yang melibatkan penggundulan rambut pasien, penjemuran di bawah terik matahari, dan penyiraman tubuh dengan air cabai. Praktik ini sontak menimbulkan keresahan dan kecaman dari masyarakat setempat.
Desa Ilotidea, yang terletak di tepi Danau Limboto, dihuni oleh mayoritas penduduk yang berprofesi sebagai petani, nelayan, dan pedagang tradisional. Kehidupan yang tenteram di desa ini terusik oleh praktik pengobatan kontroversial yang dilakukan oleh seorang wanita yang dikenal sebagai tukang pijat bernama Yanti Madu. Kecurigaan warga bermula menjelang Hari Raya Idul Fitri, ketika suara tangisan anak-anak sering terdengar dari rumah Yanti. Rumah Yanti yang tergolong besar dengan halaman luas yang ditimbun pasir gunung, menjadi pusat perhatian warga. Apalagi, sering terlihat orang asing, terutama anak-anak dengan kepala plontos, melakukan aktivitas tertentu di halaman rumah tersebut setiap pagi.
Keresahan warga memuncak hingga akhirnya dilakukan penggerebekan oleh berbagai pihak pada hari Selasa, 22 April 2025. Saat penggerebekan, ditemukan sejumlah pasien, sebagian besar anak-anak, dengan kondisi kepala dicukur dan tubuh disiram dengan ramuan air cabai. Kepala Dusun 2 Desa Ilotidea, Alwin Haji, mengungkapkan bahwa di punggung beberapa pasien ditemukan bekas cakaran. Menurut keterangan warga, proses pengobatan pada malam hari melibatkan seluruh anggota keluarga yang berbaris, dimulai dari ayah, ibu, hingga anak-anak. Pada saat itu, sering terjadi kesurupan yang menyebabkan anggota keluarga saling mencakar.
Beberapa pasien bahkan berasal dari luar desa, seperti Desa Tabumela dan Kelurahan Buladu di Kota Gorontalo. Mereka datang bersama seluruh anggota keluarga. Pemerintah desa telah meminta Yanti untuk menghentikan praktik pengobatannya.
Pengakuan Sang Praktisi Pengobatan
Yanti Madu (51), wanita yang melakukan praktik pengobatan kontroversial tersebut, mengaku mendapatkan ilmu baru dari leluhurnya. Ia mengklaim bahwa ilmu tersebut datang secara tiba-tiba setelah Idul Fitri, dan ia adalah keturunan kesepuluh yang menerima warisan tersebut. Menurut Yanti, sebelumnya ia hanya melakukan pemijatan kepada pasien yang datang. Namun, kini ia telah mencapai tahap kedua, yaitu membuat ramuan untuk diteteskan pada mata pasien.
Yanti mengklaim bahwa sebagian besar pasiennya berasal dari keluarga kurang mampu yang percaya bahwa penyakit mereka disebabkan oleh gangguan orang lain atau makhluk halus. Ia meramu obat dari air yang dicampur dengan rempah-rempah seperti bawang putih dan cabai. Yanti mengaku berada dalam kondisi setengah sadar saat mengobati pasien karena kehadiran leluhurnya. Ia mengklaim bahwa ilmunya adalah "ilmu putih kelas atas" dan meminta pasien datang secara kolektif bersama keluarga.
Soal penggundulan rambut pasien, Yanti beralasan bahwa rambut lama mengandung racun yang harus dibuang agar rambut baru tumbuh dalam kondisi sehat. Setelah praktiknya menjadi sorotan publik, Yanti mengaku pasrah. Ia menekankan bahwa ia tidak menarik bayaran dan bahkan menanggung biaya hidup pasien selama menginap.
Dampak dan Tindakan Pemerintah
Praktik pengobatan kontroversial ini telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi warga Desa Ilotidea. Selain keresahan dan kecaman, praktik ini juga memicu perdebatan tentang batas-batas pengobatan tradisional dan potensi bahayanya. Pemerintah desa telah mengambil tindakan dengan meminta Yanti untuk menghentikan praktik pengobatannya. Pemerintah daerah juga telah turun tangan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengobatan medis yang rasional.
Saat ini, suasana Desa Ilotidea telah kembali normal setelah viralnya video pengobatan tersebut. Namun, kasus ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kehati-hatian dalam menerima informasi dan praktik pengobatan yang tidak lazim. Masyarakat diimbau untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis profesional dalam menangani masalah kesehatan.