Wamendagri Bima Arya Pilih Angkutan Kota: Simbol Efisiensi dan Empati

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya melakukan perjalanan menggunakan angkutan kota (angkot) menuju kantor Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada hari Selasa (22/4/2025). Tindakan ini menjadi sorotan karena mencerminkan upaya mendekatkan diri dengan realita kehidupan masyarakat sehari-hari dan mempromosikan penggunaan transportasi publik.

Bima Arya beserta rombongannya tampak berbaur dengan penumpang lain di dalam angkot, termasuk ibu-ibu dan anak-anak sekolah. Perjalanan ini merupakan bagian dari rangkaian perjalanan yang dimulai dari Kementerian Koordinator Bidang Pangan, dilanjutkan dengan Kereta Rel Listrik (KRL) dari Stasiun Juanda menuju Pasar Minggu, sebelum akhirnya menggunakan angkot sebagai moda transportasi terakhir.

"Transportasi publik itu praktis dan efisien jika sesuai jadwal," ujar Bima Arya. Ia menekankan pentingnya ketepatan waktu dalam penggunaan transportasi umum agar efektivitasnya dapat dirasakan secara optimal. Pengalaman perjalanan selama 50 menit dari Kantor Kemenko Pangan memberikan gambaran bahwa transportasi umum dapat menjadi solusi yang terukur, berbeda dengan kendaraan pribadi yang seringkali terhambat oleh kemacetan.

Lebih lanjut, Bima Arya mengajak para kepala daerah untuk mencoba langsung pengalaman menggunakan transportasi umum. Hal ini bertujuan agar para pemimpin daerah dapat memahami secara langsung suka duka yang dialami oleh warganya dalam beraktivitas sehari-hari. "Coba rasakan apa yang dirasakan warga," tegasnya. Ia menyoroti perjuangan warga dalam menjaga keseimbangan di KRL yang penuh sesak, serta persiapan khusus yang diperlukan ketika dikejar waktu. Pengalaman ini diharapkan dapat menumbuhkan empati dan mendorong pengambilan kebijakan yang lebih berpihak pada kepentingan masyarakat luas.

Inisiatif Bima Arya ini menjadi contoh nyata bagaimana pejabat publik dapat menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu transportasi dan mobilitas perkotaan. Dengan merasakan langsung pengalaman warganya, para pemimpin diharapkan dapat merumuskan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan transportasi di daerah masing-masing. Pemakaian transportasi umum oleh pejabat publik bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga simbol solidaritas dan komitmen untuk mewujudkan sistem transportasi yang inklusif dan terjangkau bagi semua kalangan.

Daftar kata kunci:

  • Bima Arya
  • Wamendagri
  • Angkutan kota (Angkot)
  • Transportasi publik
  • Efisiensi
  • Empati
  • KRL
  • Kepala daerah
  • Masyarakat
  • Kebijakan transportasi