PBNU Sampaikan Harapan untuk Penerus Paus Fransiskus: Pemimpin yang Berkomitmen pada Kemanusiaan
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Yahya Cholil Staquf, menyampaikan pengharapan agar pemimpin Gereja Katolik selanjutnya dapat melanjutkan jejak Paus Fransiskus dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Gus Yahya, dalam pernyataannya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, menyoroti Paus Fransiskus sebagai sosok yang telah memberikan teladan dalam mendorong dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sepanjang hidupnya. Ia berharap pemimpin umat Katolik yang akan datang memiliki kualitas serupa, bahkan lebih baik, dalam memperjuangkan kemanusiaan. Gus Yahya juga menyampaikan belasungkawa PBNU atas wafatnya Paus Fransiskus, yang menurutnya merupakan kehilangan besar bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi umat Katolik.
"Wafatnya Sri Paus Fransiskus ini adalah kehilangan untuk seluruh umat manusia," ujarnya, menekankan dampak global kepemimpinan Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus wafat pada usia 88 tahun di Vatikan akibat stroke yang menyebabkan koma dan gagal jantung. Proses pemilihan penggantinya, yang dikenal sebagai Konklaf, belum dimulai. Saat ini, Kardinal Kevin Farrell memegang tampuk kepemimpinan sementara di Vatikan dan bertanggung jawab atas persiapan pemakaman Paus Fransiskus.
Konklaf merupakan mekanisme pemilihan paus yang kompleks dan tertutup. Para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul di Vatikan, terisolasi dari dunia luar, untuk melakukan pemungutan suara secara rahasia hingga mencapai konsensus. Proses ini bisa memakan waktu berhari-hari.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait proses Konklaf:
- Keterlibatan Kardinal: Hanya kardinal Gereja Katolik yang berhak memilih dalam Konklaf.
- Isolasi: Para kardinal dikarantina di Vatikan selama proses pemilihan, tanpa kontak dengan dunia luar.
- Kerahasiaan: Pemungutan suara dilakukan secara rahasia untuk memastikan kebebasan memilih.
- Konsensus: Pemilihan paus baru membutuhkan mayoritas suara tertentu, yang bisa memakan waktu dan beberapa putaran pemungutan suara.
Penunjukan Kardinal Kevin Farrell sebagai pemimpin sementara menandai dimulainya masa sede vacante, periode kekosongan tahta kepausan hingga terpilihnya paus baru. Dunia menantikan dengan harapan agar Konklaf menghasilkan pemimpin yang mampu melanjutkan warisan Paus Fransiskus, terutama dalam membela kemanusiaan dan mempromosikan perdamaian global.