Iran Tuding Israel Sabotase Perundingan Nuklir dengan Amerika Serikat

Ketegangan Meningkat: Iran Menuduh Israel Berupaya Menggagalkan Perundingan Nuklir dengan AS

Teheran melayangkan tuduhan keras kepada Israel atas upaya yang dianggap sebagai sabotase terhadap perundingan nuklir yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat. Pernyataan ini muncul di tengah harapan untuk mencapai kesepakatan yang dapat meredakan ketegangan regional yang telah berlangsung lama. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baqaei, menyatakan kepada media bahwa "koalisi" sedang berupaya untuk merusak proses diplomatik yang sensitif ini, dan menunjuk Israel sebagai dalang di balik upaya tersebut.

Iran dan Amerika Serikat, yang telah lama menjadi musuh bebuyutan sejak Revolusi Islam 1979, terlibat dalam serangkaian perundingan tidak langsung yang dimediasi oleh Oman. Dua putaran pembicaraan telah dilakukan, pertama di Oman dan kemudian di Roma, Italia. Tujuan utama dari perundingan ini adalah untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang ditandatangani pada tahun 2015, yang membatasi program nuklir Iran sebagai imbalan atas pencabutan sanksi ekonomi. Namun, kesepakatan tersebut terancam runtuh setelah Amerika Serikat secara sepihak menarik diri pada tahun 2018 di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

Baqaei juga menyinggung adanya "arus yang menghasut perang" di Amerika Serikat, yang menurutnya berasal dari berbagai faksi. Pernyataan ini mengisyaratkan adanya perpecahan pendapat di dalam pemerintahan AS mengenai cara terbaik untuk menangani program nuklir Iran. Beberapa pihak di Washington mungkin lebih memilih pendekatan yang lebih konfrontatif, sementara yang lain mendukung diplomasi sebagai cara untuk mencapai solusi jangka panjang.

Tuduhan Iran terhadap Israel muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai program nuklir Iran. Negara-negara Barat dan Israel telah lama menuduh Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir, tuduhan yang selalu dibantah oleh Teheran. Iran bersikeras bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai, seperti pembangkit listrik dan aplikasi medis.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berulang kali menyatakan bahwa negaranya tidak akan pernah mengizinkan Iran untuk memperoleh senjata nuklir. Israel, yang diyakini secara luas sebagai satu-satunya negara bersenjata nuklir di Timur Tengah, telah mengisyaratkan kemungkinan tindakan militer jika diplomasi gagal mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.

Situasi ini sangat kompleks dan penuh dengan ketidakpastian. Keberhasilan perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat sangat penting untuk stabilitas regional. Namun, dengan adanya tuduhan sabotase dan ancaman tindakan militer, jalan menuju kesepakatan tetap penuh dengan tantangan.

Berikut poin poin penting:

  • Iran menuduh Israel berusaha merusak perundingan nuklir dengan AS.
  • Perundingan nuklir antara Iran dan AS dimediasi oleh Oman.
  • Israel bersikeras tidak akan pernah membiarkan Iran memiliki senjata nuklir.
  • Negara-negara Barat khawatir Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir.
  • Iran mengklaim program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.