Variasi Durasi Puasa Ramadan 2025: Antara Greenland dan Afrika Selatan
Variasi Durasi Puasa Ramadan 2025: Antara Greenland dan Afrika Selatan
Ramadan 2025, bulan suci bagi umat Muslim di seluruh dunia, telah memberikan pengalaman berpuasa yang bervariasi, dipengaruhi oleh perbedaan geografis yang signifikan. Ibadah puasa, yang mengharuskan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenam matahari, mengalami perbedaan durasi yang cukup mencolok antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh letak geografis dan panjangnya waktu siang hari di berbagai belahan dunia.
Laporan dari berbagai sumber menunjukkan kisaran durasi puasa global berada di angka 12 hingga 16 jam. Umat Muslim di negara-negara bagian selatan, seperti Selandia Baru dan Chili, menjalani puasa relatif lebih singkat, sekitar 13 jam. Sebaliknya, mereka yang bermukim di negara-negara bagian utara, termasuk Islandia dan Greenland, mengalami durasi puasa lebih panjang, mencapai 16 jam atau lebih pada hari-hari terpanjang di bulan Ramadan. Fenomena ini berkaitan erat dengan posisi matahari dan durasi penyinarannya di berbagai garis lintang.
Perlu diperhatikan bahwa durasi puasa di belahan bumi utara akan mengalami perubahan dinamis hingga tahun 2031. Pada tahun tersebut, Ramadan bertepatan dengan titik balik matahari musim dingin, yang menandai hari terpendek dalam setahun. Akibatnya, durasi puasa di belahan bumi utara akan cenderung lebih pendek. Setelah 2031, durasi puasa akan kembali memanjang secara bertahap hingga mencapai titik balik matahari musim panas, hari terpanjang dalam setahun. Sebaliknya, di belahan bumi selatan, perubahan durasi puasa akan terjadi secara terbalik.
Berikut ini adalah daftar sepuluh kota dengan durasi puasa terpanjang dan terpendek pada akhir Ramadan 2025, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Islamic Finder:
Durasi Puasa Terpanjang:
- Nuuk, Greenland: 16 jam 31 menit (03.40 - 20.11 waktu setempat)
- Reykjavik, Islandia: 16 jam 29 menit (03.42 - 20.11 waktu setempat)
- Helsinki, Finlandia: 15 jam 36 menit (03.20 - 18.56 waktu setempat)
- Oslo, Norwegia: 15 jam 40 menit (03.14 - 18.54 waktu setempat)
- Glasgow, Skotlandia: 15 jam 05 menit (03.50 - 18.55 waktu setempat)
- Berlin, Jerman: 14 jam 50 menit (03.46 - 18.36 waktu setempat)
- Dublin, Irlandia: 14 jam 55 menit (04.01 - 18.56 waktu setempat)
- Moskow, Rusia: 14 jam 51 menit (04.11 - 19.02 waktu setempat)
- Amsterdam, Belanda: 14 jam 50 menit (04.20 - 19.10 waktu setempat)
- Warsawa, Polandia: 14 jam 50 menit (03.16 - 18.06 waktu setempat)
Durasi Puasa Terpendek:
- Johannesburg, Afrika Selatan: 13 jam 09 menit (05.00 - 18.09 waktu setempat)
- Buenos Aires, Argentina: 13 jam 10 menit (05.42 - 18.52 waktu setempat)
- Montevideo, Uruguay: 13 jam 10 menit (05.33 - 18.43 waktu setempat)
- Ciudad del Este, Paraguay: 13 jam 10 menit (04.31 - 17.41 waktu setempat)
- Brasilia, Brasil: 13 jam 10 menit (05.06 - 18.16 waktu setempat)
- Harare, Zimbabwe: 13 jam 11 menit (04.50 - 18.01 waktu setempat)
- Luanda, Angola: 13 jam 11 menit (05.02 - 18.13 waktu setempat)
- Jakarta, Indonesia: 13 jam 13 menit (04.47 - 18.00 waktu setempat)
- Puerto Montt, Chili: 13 jam 14 menit (06.34 - 19.48 waktu setempat)
- Canberra, Australia: 13 jam 14 menit (05.50 - 19.04 waktu setempat)
Kesimpulannya, durasi puasa Ramadan 2025 menunjukkan variasi yang signifikan, mencerminkan pengaruh letak geografis dan siklus matahari terhadap panjang waktu siang hari. Perbedaan ini perlu dipertimbangkan dalam konteks ibadah dan pengaturan aktivitas sehari-hari bagi umat Muslim di seluruh dunia.