Program Pelatihan Kerja Hentikan Relokasi Warga Kampung Bayam, Jakpro Diharapkan Berperan Aktif

Proses relokasi warga Kampung Bayam ke Kampung Susun Bayam (KSB) di Jakarta Utara menghadapi tantangan signifikan terkait dengan pelaksanaan program pelatihan kerja yang belum berjalan. Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Jakarta, Pramono Anung, yang menekankan bahwa pelatihan kerja merupakan elemen penting sebelum relokasi dapat dilakukan secara penuh.

Menurut Pramono, pemindahan warga tidak dapat dilakukan secara instan tanpa mempertimbangkan aspek penghidupan mereka. Ia menegaskan perlunya pelatihan yang memadai agar warga memiliki sumber pendapatan yang berkelanjutan setelah relokasi. “Tidak bisa misalnya hari ini diputuskan (relokasi), kemudian kan harus ada penghasilan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (22/4/2025).

Sebagai langkah konkret, Pramono menginstruksikan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk memberikan dukungan intensif kepada warga dalam proses adaptasi. Dukungan ini termasuk penyediaan pelatihan kerja yang berfokus pada pengembangan keterampilan sebagai petani kota. Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk memberdayakan warga agar mandiri secara ekonomi dan tidak bergantung pada bantuan semata.

Pramono menekankan bahwa relokasi bukan sekadar memindahkan tempat tinggal, tetapi juga harus memperhatikan aspek sosial dan ekonomi warga. Ia telah meminta agar seluruh permasalahan yang berkaitan dengan warga Kampung Bayam ditangani secara adil dan komprehensif.

"Saya sudah minta untuk manajemen Jakpro membantu mereka belajar supaya mereka punya ruang untuk menjadi petani kota. Supaya ada penghasilan, supaya ada latihan. Termasuk nanti diperkerjakan di lokasi di mana dia ditempatkan,” ungkap Pramono, menunjukkan komitmennya untuk memastikan kesejahteraan warga setelah relokasi.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta telah merencanakan relokasi warga Kampung Bayam yang terkena dampak proyek Jakarta International Stadium (JIS) ke KSB. Namun, realisasi relokasi belum berjalan lancar karena berbagai kendala, termasuk kesiapan sosial dan ekonomi warga. Pramono sendiri telah berdialog langsung dengan beberapa warga untuk memahami dan mengatasi kendala-kendala tersebut. “Tadi saya sudah nemuin tiga sampai empat orang,” tambahnya.

Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam proses relokasi ini adalah:

  • Pelatihan Kerja: Program pelatihan kerja yang komprehensif dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja lokal sangat penting untuk memastikan keberlanjutan penghidupan warga.
  • Pendampingan Sosial: Pendampingan sosial yang berkelanjutan diperlukan untuk membantu warga beradaptasi dengan lingkungan baru dan mengatasi masalah-masalah sosial yang mungkin timbul.
  • Keterlibatan Aktif Jakpro: PT Jakarta Propertindo (Jakpro) diharapkan berperan aktif dalam memfasilitasi pelatihan kerja, menyediakan akses ke lapangan kerja, dan memberikan dukungan teknis kepada warga.
  • Dialog dan Komunikasi: Komunikasi yang efektif dan dialog yang konstruktif antara pemerintah, Jakpro, dan warga sangat penting untuk membangun kepercayaan dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
  • Monitoring dan Evaluasi: Monitoring dan evaluasi yang berkala perlu dilakukan untuk memastikan bahwa program relokasi berjalan sesuai dengan rencana dan memberikan dampak positif bagi warga.

Diharapkan dengan adanya perhatian dan tindakan yang komprehensif dari berbagai pihak, proses relokasi warga Kampung Bayam dapat berjalan lancar dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi mereka.