TNI AU Gelar Latihan Intersepsi Udara: Pesawat Asing Dipaksa Mendarat di Jakarta

Dalam sebuah simulasi yang dirancang untuk menguji kesiapsiagaan dan meningkatkan kemampuan respons cepat, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) baru-baru ini menggelar Latihan Cakra A 2025. Fokus utama dari latihan ini adalah pengamanan wilayah udara, khususnya di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN), dari potensi ancaman pelanggaran wilayah udara oleh pihak asing.

Skenario latihan melibatkan deteksi sebuah pesawat asing, diidentifikasi sebagai C-130 Hercules, yang memasuki wilayah udara Indonesia tanpa izin yang sah. Radar Pertahanan Udara Komando Sektor Ibu Kota Negara (Kosek IKN) mendeteksi pergerakan mencurigakan tersebut dan segera melaporkannya. Pesawat asing tersebut juga tidak memberikan respons terhadap panggilan komunikasi dari pihak Indonesia.

Merespons situasi ini, TNI AU mengerahkan empat pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi untuk melakukan intersepsi. Para pilot F-16 melaksanakan serangkaian manuver taktis untuk memaksa pesawat asing tersebut mengikuti perintah dan mendarat di pangkalan militer Indonesia. Setelah melalui serangkaian pengejaran dan manuver, pesawat asing tersebut berhasil digiring dan dipaksa mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan operasi Pertahanan Udara Nasional (Ops Hanud) dan Operasi Penegakan Hukum di Wilayah Udara (Ops Gakkumpamwilud). Komandan Kosek IKN, Marsma TNI Abdul Haris, menekankan pentingnya latihan ini dalam menjaga kesiapan operasional dan memperkuat koordinasi antar lembaga terkait.

Marsma TNI Abdul Haris menyatakan, "Latihan ini merupakan wujud kesiapsiagaan dan profesionalisme TNI AU dalam menegakkan hukum dan menjaga kedaulatan negara di udara. Penanganan pelanggaran wilayah udara membutuhkan kerja sama terpadu dengan berbagai pihak terkait."

Lebih lanjut, latihan ini juga mencerminkan semangat TNI AU AMPUH (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis), sebuah inisiatif yang digagas oleh Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI M Tonny Harjono. Semangat ini menekankan komitmen TNI AU dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia.

Simulasi force down ini melibatkan partisipasi aktif dari berbagai unsur, termasuk perwakilan dari 10 kementerian dan lembaga (K/L) yang memiliki kewenangan di bidang hukum, keamanan, diplomasi, dan penegakan kedaulatan udara. Keterlibatan lintas sektoral ini menunjukkan pentingnya koordinasi dan kolaborasi dalam menjaga keamanan wilayah udara nasional.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kaskoopsudnas Marsda TNI Donald Kasenda, para pejabat Koopsudnas, Dankosek IKN, para pejabat Kosek IKN serta para pejabat Lanud Halim Perdanakusuma.