Indonesia Optimistis Hadapi Perang Tarif Global Berkat Fundamental Ekonomi yang Solid
Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Thomas Djiwandono, menyatakan keyakinannya terhadap ketahanan ekonomi nasional di tengah meningkatnya tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Pernyataan ini didasari oleh kinerja fiskal Indonesia yang menunjukkan performa positif.
Hal ini tercermin dari angka defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025 yang tercatat sebesar 0,43 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini jauh di bawah target yang ditetapkan sebelumnya, yaitu 2,53 persen dari PDB. Data ini mengindikasikan pengelolaan keuangan negara yang pruden dan efektif.
Defisit APBN tersebut didukung oleh pendapatan negara yang mencapai Rp 516,1 triliun hingga akhir Maret 2025, setara dengan 17,2 persen dari target yang ditetapkan. Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai Rp 620 triliun, atau 17,1 persen dari pagu APBN. Keseimbangan antara pendapatan dan belanja ini menunjukkan disiplin fiskal yang kuat.
"Kinerja ini mencerminkan perencanaan keuangan yang matang dan pelaksanaan anggaran yang responsif terhadap dinamika perekonomian global. Pemerintah dengan sigap beradaptasi terhadap tantangan-tantangan yang muncul," ungkap Thomas dalam keterangan tertulisnya.
Selain kinerja fiskal yang terjaga dengan baik, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga menunjukkan tren positif. Sepanjang tahun 2024, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,03 persen. Angka ini didorong oleh kuatnya konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan positif di sektor manufaktur.
Indikator ekonomi lainnya juga menunjukkan stabilitas. Hingga Maret 2025, inflasi berhasil dikendalikan di level 1,03 persen. Neraca perdagangan Indonesia juga terus mencatatkan surplus selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
"Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia menunjukkan resiliensi dan kinerja ekonomi yang relatif sehat," ujar Thomas, yang juga merupakan keponakan dari Presiden Prabowo Subianto.
Ke depan, pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan melanjutkan reformasi struktural. Fokus utama APBN 2025 adalah meningkatkan pendapatan negara, meningkatkan efisiensi belanja, dan mendukung program-program prioritas pemerintah, seperti program makanan bergizi gratis dan penguatan koperasi desa.
Untuk jangka panjang, pemerintah akan memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia (SDM), ketahanan pangan, ketahanan energi dan air, serta hilirisasi komoditas. Langkah-langkah strategis ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Pemerintah meyakini bahwa dengan fondasi ekonomi yang kuat dan kebijakan yang tepat, Indonesia mampu menghadapi tantangan global, termasuk perang tarif, dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Berikut adalah beberapa prioritas pemerintah untuk memperkuat ekonomi:
- Pengembangan Sumber Daya Manusia
- Ketahanan Pangan
- Ketahanan Energi dan Air
- Hilirisasi Komoditas