Koperasi di Bali Bersatu Padu Tingkatkan Produksi Gula Merah Lokal

Puluhan koperasi dari berbagai daerah di Bali baru-baru ini menggelar forum bertajuk "Investasi Bijak, Bisnis Tangguh, dan Finansial Hebat di Tengah Gejolak Ekonomi". Forum ini menjadi wadah untuk mempererat kerjasama dan mendorong peningkatan produksi gula merah secara signifikan. Langkah ini diambil sebagai upaya strategis untuk mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan.

Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap kondisi pasar gula di Indonesia yang masih sangat bergantung pada impor. Ketua Koperasi Kana, Jonathan Danang Wardhana, menekankan pentingnya fokus pada pemenuhan kebutuhan domestik. Meskipun ekspor dapat terpengaruh oleh faktor eksternal seperti perang dagang, kebutuhan internal harus tetap menjadi prioritas utama.

Koperasi Kana saat ini aktif membangun kemitraan dengan koperasi-koperasi di Bali untuk mengkonsolidasikan produksi gula merah dalam skala besar. Jonathan mengungkapkan bahwa Indonesia masih mengimpor gula dalam jumlah yang sangat besar, padahal konsumsi dalam negeri mencapai 7 juta ton per tahun. Hal ini dilihat sebagai peluang sekaligus tantangan bagi koperasi untuk berperan lebih besar dalam memenuhi kebutuhan gula nasional.

Saat ini, sentra produksi gula merah Koperasi Kana berlokasi di Kediri, Jawa Timur, dengan kapasitas produksi 30 ton per hari. Melalui kolaborasi dengan koperasi lain, target produksi ditingkatkan menjadi 100 ton per hari. Selain itu, Koperasi Kana juga berencana membangun pabrik baru di Banyuwangi, Jawa Timur, dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, untuk memperluas kapasitas produksi.

Jonathan menekankan bahwa koperasi harus lebih dari sekadar lembaga simpan-pinjam. Koperasi perlu terlibat dalam sektor riil yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Ia juga mengapresiasi koperasi-koperasi di Bali yang telah berhasil mengembangkan produk khas seperti arak Bali dan menembus pasar ekspor.

Tujuan utama forum ini adalah membangun jaringan koperasi yang solid agar dapat memberikan solusi nyata. Jonathan melihat produksi gula merah sebagai langkah awal. Jika semua koperasi bersinergi, mereka dapat menjadi pemain utama dalam pemenuhan kebutuhan gula domestik. Ia menambahkan bahwa gula merah dari Kediri kini banyak digunakan sebagai bahan baku kecap manis.

Potensi bisnis gula merah dalam negeri sangat besar mengingat tingginya angka impor. Inisiatif ini diharapkan dapat mendukung agenda ketahanan pangan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah.

Forum ini dihadiri oleh 40 koperasi dari Bali dan Wakil Ketua Dekopin. Mereka membahas peluang kolaborasi dan perkembangan ekonomi terkini. I Wayan Sumerta dari Pengurus Pusat Dekopin mengatakan bahwa pergeseran peran bank dalam perekonomian mendorong koperasi untuk tampil lebih aktif. Koperasi menjadi penghubung penting dalam sistem baru yang menghubungkan pemilik dana dan pengguna dana secara langsung.

Chief of Agency Officer Koperasi Konsumen Kana, Maykel Grey, melihat forum ini sebagai peluang emas untuk membangun ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Koperasi memiliki kekuatan gotong royong yang luar biasa. Melalui forum ini, mereka ingin membuka peluang investasi yang menguntungkan dan berdampak positif bagi anggota dan masyarakat.

Maykel mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dan membangun kemitraan adaptif, inovatif, dan berkelanjutan. Ia berharap forum ini menjadi awal dari gerakan besar koperasi menuju kemandirian ekonomi yang nyata.