Abrasi dan Rob Ancam Keberadaan Kecamatan Sayung: Upaya Penyelamatan Mendesak Dilakukan
Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terus berjuang melawan ancaman abrasi dan banjir rob yang semakin parah. Kecamatan Sayung, yang terletak di pesisir utara Demak, menjadi wilayah yang paling merasakan dampak buruk dari fenomena alam ini. Erosi pantai dan genangan air laut telah menyebabkan penyusutan daratan yang signifikan, memaksa banyak warga untuk meninggalkan rumah dan mata pencaharian mereka.
Desa Bedono, salah satu desa di Kecamatan Sayung, menjadi saksi bisu dari keganasan rob. Sejak tahun 1996, desa ini terus menerus dilanda banjir rob, yang menyebabkan tiga dusunnya tenggelam sepenuhnya. Dusun Tambaksari menjadi korban pertama pada tahun 1999, disusul oleh Dusun Rejosari Senik pada tahun 2006, dan yang terbaru adalah Dusun Mondoliko pada tahun 2022. Kondisi ini memaksa warga untuk mengungsi dan mencari tempat tinggal yang lebih aman di wilayah lain.
Tidak hanya Desa Bedono, desa-desa lain di sepanjang pesisir Sayung juga mengalami nasib serupa. Abrasi dan rob telah merusak lahan pertanian, permukiman, dan infrastruktur publik. Banyak warga yang kehilangan mata pencaharian sebagai petani dan nelayan, karena lahan pertanian mereka terendam air laut dan hasil tangkapan ikan semakin berkurang.
Wakil Ketua DPRD Demak, Fahrudin Bisri Slamet, mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait kondisi ini. Ia memperingatkan bahwa jika tidak ada tindakan penanganan yang serius dan terkoordinasi, Kecamatan Sayung berpotensi menghilang dalam beberapa tahun mendatang. Slamet mendesak Pemerintah Kabupaten Demak, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah Pusat untuk segera bersinergi dalam mengatasi permasalahan ini.
"Jika masalah rob ini tidak segera diselesaikan, Sayung, terutama wilayah utara, akan hilang," tegas Slamet. Ia menekankan pentingnya penyusunan rencana induk (grand design) yang komprehensif dan terintegrasi, serta alokasi anggaran yang memadai dari berbagai tingkatan pemerintahan. Menurutnya, penanganan rob harus menjadi prioritas utama dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) dan dilakukan secara kolaboratif.
Slamet juga menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dengan pemerintah pusat untuk mendapatkan dukungan dan sumber daya yang diperlukan. Ia berharap, dengan adanya kerjasama yang solid dan komitmen yang kuat, permasalahan rob di Kecamatan Sayung dapat segera teratasi dan wilayah ini dapat diselamatkan dari ancaman kepunahan.
Dampak dan Upaya Penanganan
- Dampak Lingkungan: Abrasi dan rob menyebabkan kerusakan ekosistem pesisir, hilangnya lahan produktif, dan penurunan kualitas air.
- Dampak Sosial Ekonomi: Warga kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian, dan akses terhadap layanan publik.
- Upaya Penanganan:
- Pembangunan tanggul laut dan pemecah gelombang.
- Rehabilitasi hutan mangrove.
- Relokasi warga ke tempat yang lebih aman.
- Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
Penanganan abrasi dan rob di Kecamatan Sayung membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Selain upaya fisik seperti pembangunan infrastruktur, juga diperlukan upaya non-fisik seperti peningkatan kesadaran masyarakat dan pengembangan ekonomi alternatif yang ramah lingkungan. Dengan kerjasama dan komitmen dari semua pihak, diharapkan Kecamatan Sayung dapat diselamatkan dari ancaman kepunahan dan kembali menjadi wilayah yang aman dan sejahtera bagi warganya.